Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi pengusaha, alasan utamanya banyak yang mencari fleksibilitas waktu dan penghasilan tanpa batas dibandingkan dengan menjadi karyawan kantoran. Namun, pemahaman itu tidak sepenuhnya benar. Para pengusaha dari berbagai tahapan, ketika bergabung dengan kelas Social Entrepreneur Academy (SEA) Batch 4, menemukan makna dan pemahaman yang lebih luas tentang peran menjadi seorang pengusaha.
Kelas SEA yang merupakan program dibawah naungan Pusaka Indonesia, mengajak para peserta untuk berefleksi tentang pilihan mengikuti kelas kewirausahaan ini. Program ini diikuti oleh sejumlah kader dengan berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga hingga karyawan perusahaan swasta. Ada yang sudah mulai menjalankan sebuah usaha, ada pula yang belum punya pengalaman sama sekali.
Para peserta diberikan beberapa pertanyaan pemantik untuk merenungkan kembali niat awal mengikuti program SEA. Di antaranya adalah:
- Mengapa Anda ingin menjadi pengusaha? Apa alasan terbesar Anda? Mengapa tidak memilih profesi lain?
- Tahukah Anda suka duka menjadi pengusaha? Dari kebebasan yang ditawarkan hingga tanggung jawab besar yang menanti, apa yang Anda ketahui tentang perjalanan ini?
- Apa saja risiko menjadi pengusaha?
Mulai dari ketidakpastian penghasilan hingga tekanan untuk bertahan di pasar, sudahkah Anda mempertimbangkan semua risikonya? - Masih mau jadi pengusaha? Sudah siapkah Anda?
Refleksi ini bukan untuk mengecilkan langkah, tetapi justru menguatkan pijakan Anda dalam menentukan arah.
Seringkali, kita menganggap berwirausaha jauh lebih menyenangkan ketimbang menjadi pekerja kantoran. Apalagi, wirausaha kerap kali diidentikkan dengan materi dan profit yang melimpah. Namun di SEA, hal ini tidak berlaku. SEA mengajarkan kepada para calon pengusaha yang didampinginya untuk tidak ambisi mengejar profit, melainkan fokus pada karya yang bisa memberi manfaat kepada banyak orang.
Dari hasil refleksi para peserta inilah, Koordinator SEA Ariyanti Dragona kemudian memberikan beberapa nilai penting yang perlu dipegang oleh para calon pengusaha SEA:
- Siap Melawan Rasa Malas
Tentu saja, memulai langkah awal menjadi seorang wirausahawan bukanlah hal mudah. Tantangan terbesar yang harus ditaklukkan adalah rasa malas. Apalagi untuk usaha yang masih baru dan belum punya pengalaman memasarkan produk.
- Siap dengan Segala Risiko
Memilih menjadi seorang pengusaha, tentu saja selalu ada risiko yang senantiasa mengintai. Terutama jika produk yang dijual kurang diterima di pasaran. Gagal adalah risiko nyata yang harus dihadapi dengan kepala tegak dan hati yang siap belajar. Nah, disinilah pentingnya membuat analisis target pasar sebelum memulai sebuah usaha.
- Menjadi Problem Solver
Dalam buku Sigma Leadership (halaman 238) yang ditulis oleh Ketua Umum Pusaka Indonesia Setyo Hajar Dewantoro, dipaparkan bahwa menjadi pengusaha bukan hanya soal mengejar keuntungan. Seorang pengusaha sejatinya menjadi seorang problem solver—seseorang yang menjawab kebutuhan pasar dengan kontribusi nyata. Tujuan bisnis adalah memberikan nilai tambah yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Melalui bisnis, kita bisa menciptakan dampak yang lebih besar. Tidak hanya untuk menambah penghasilan keluarga, tetapi juga memberi sumbangsih terhadap terciptanya Bumi Surgawi, sejalan dengan visi dan misi Pusaka Indonesia. Dengan kata lain, menjadi pengusaha adalah tentang memberi, bukan sekadar menerima.
- Fokus Memberikan Karya Terbaik
Menjadi pengusaha bukan sekadar tentang mengejar cuan, tetapi juga tentang mempersembahkan karya terbaik untuk kehidupan. Seorang pengusaha yang fokus pada karya terbaik, akan mampu mengubah tantangan menjadi peluang, juga mengubah rasa takut menjadi semangat untuk berkarya.
Nah, sudah siapkah Anda menjadi seorang pengusaha yang menjalankan nilai-nilai tersebut? Satu hal yang harus diingat, kesiapan bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba, melainkan hasil dari perjalanan belajar, beradaptasi, dan mencoba.
Widya Rahmadani
Peserta Kelas SEA Batch 4