Skip to main content

Retreat keheningan dengan tema “Membangun Jiwa Membangkitkan Indonesia Menuju Bumi Surgawi” yang diselenggarakan oleh Persaudaraan Matahari pada 6–8 Desember 2024 di Solo menjadi ajang uji coba sampel produk dari para calon pengusaha Social Entrepreneur Academy (SEA) Batch 4. Program SEA sudah hampir berakhir. Sejumlah peserta telah memiliki konsep usaha yang matang dan telah memiliki produknya masing-masing. 

Dalam kegiatan retreat ini, SEA bekerjasama dengan Persaudaraan Matahari menyediakan booth khusus yang memamerkan beragam produk dari para calon pengusaha. Para peserta retreat diberi kesempatan untuk mencoba sampel produk dan memberikan penilaian. Beberapa sampel produk yang dipamerkan adalah bandeng presto, jamu siap minum, batik tulis, makanan ringan, lilin aromatherapy, dan homemade deodorant. Dalam kesempatan ini, para peserta juga diberi kesempatan untuk mereview produk dan memberikan masukan untuk perbaikan yang dibutuhkan. 

Salah seorang peserta SEA, Eka Rahayu, yang memiliki produk jamu dengan merk ‘Nyimas Ayu’ menuturkan, momen pembagian sampel ini memberinya pembelajaran berharga. “Saya jadi mengetahui respons calon konsumen, menerima kritik dan saran untuk perbaikan produk,” tuturnya. Ia juga mengaku merasa suka cita ketika jamu buatannya dinikmati oleh calon konsumen.

Sementara Sri Suharti yang membawa produk tahu bakso juga merasakan antusiasme ketika menerima beragam komentar dari calon konsumen yang mencicipi produknya. “Ada yang mengatakan terlalu asin, ada yang menilai dagingnya kurang terasa, namun umumnya mengatakan rasanya enak,” ungkapnya. Menyikapi selera pencicip yang beragam, Sri Suharti mengatakan akan memperbaiki produk sesuai penilaian terbanyak. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Wendy Barbara, yang memiliki produk lilin aromatherapy. Wendy merasa senang dan terbantu dengan adanya acara ini. “Ada masukan sehingga saya bisa memperbaiki produknya. Apa yang sudah sesuai harapan calon konsumen, dan apa yang masih harus ditingkatkan.”

Sementara itu, Ibnu Satria yang memiliki usaha bandeng presto ‘Bu’ Mul’ menuturkan,  awalnya tidak merasa antusias untuk ikut serta menyiapkan sampel produknya dalam kegiatan ini. Namun setelah berkonsultasi dengan Koordinator SEA, ia kemudian menyadari bahwa ini adalah momen langka. “Awalnya merasa malas goreng atau khawatir produknya kelamaan dalam perjalanan. Tapi, saya memikirkan value dari acara ini. Ini momen yang jarang sekali, dan jika saya tidak berkontribusi rasanya seperti ada yang kelewat, bahkan saya merasa salah dalam mengambil keputusan,” tutur Ibnu. Maka, ia pun memutuskan untuk ikut membawa sampel tiga ekor bandeng presto yang telah digoreng dari rumah. Ketika peserta retreat mencicipi bandengnya, ia mendapatkan banyak masukan untuk perbaikan. Ibnu Satria menyatakan puas dan berterima kasih pada SEA.

Nilai Lebih Pada Produk dan Nilai Lebih pada SEA 

Pameran produk dari para calon pengusaha SEA

Produk yang dihasilkan oleh para calon pengusaha yang dicetak melalui Program SEA, pada dasarnya memiliki keunikan dan kelebihan jika dibandingkan dengan produk sejenis yang banyak beredar di pasaran. Salah satunya adalah, produk yang diciptakan merupakan produk selaras alam yang menggunakan bahan-bahan alami dan proses produksinya memperhatikan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, dapat dipastikan produknya memberi manfaat bagi para konsumen dan tidak merugikan kesehatan. Contohnya adalah produk kacang telur yang tidak menggunakan MSG maupun bahan pengawet. Juga jamu Nyimas Ayu yang menggunakan pegagan, tanaman herbal khas Nusantara sebagai bahan utama. Demikian juga dengan produk-produk lainnya.

Koordinator SEA, Ariyanti Dragona, mengatakan bahwa ia sangat senang melihat antusiasme para peserta program dalam menyiapkan kegiatan ini. Ia juga melihat para responden yang mencoba sampel produk memberikan tanggapan positif. “Kegiatan ini menjadi ajang para peserta program untuk melatih kepercayaan diri terhadap ide usahanya yang telah dikonversi menjadi produk barang/jasa,” kata Ariyanti. 

Di samping itu, ia menjelaskan, lewat acara ini peserta program didorong untuk bisa menjelaskan tentang usahanya, memaparkan keunikan dan keunggulan produknya, serta keluar dari zona nyaman untuk bisa berinteraksi dengan calon pelanggan. “Umpan balik positif maupun negatif yang didapat dari calon pelanggan juga pastinya membawa pembelajaran tersendiri bagi para peserta untuk proses perbaikan produknya,” ungkapnya.

Program SEA memang bukanlah program pencetak pengusaha biasa. SEA yang berada di bawah naungan Pusaka Indonesia mendidik pesertanya agar bisa berdaya, berdikari, dan memberi manfaat bagi sesama. Hal ini dilandasi oleh semangat yang ada dalam Pusaka Indonesia, yang telah diajarkan oleh Ketua Umum Pusaka Indonesia, Setyo Hajar Dewantoro, yaitu ‘Hening, Beraksi, dan Mencipta Mahakarya’. 

Selama program SEA, hal-hal teknis yang diajarkan adalah manifestasi dari semangat tersebut. Mulai dari mengenal talenta dan memunculkan potensi diri, serta menjadi berdaya bagi sesama dengan mencipta produk berkualitas. Pembagian sampel dan proses meminta umpan balik dari calon konsumen ini merupakan upaya nyata mentransformasi produk tersebut menjadi sebuah mahakarya (produk dalam versi terbaiknya). Hal ini tentunya ini terwujud dari kolaborasi indah antara para calon pengusaha dengan mentor.

 

Stella Manoppo
Peserta SEA untuk Calon Pengusaha 2024