Akademi Herbal Nusantara (AHN) Pusaka Indonesia mengadakan study tour ke Kebun Wisata Ilmiah (KWI) di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) di Bogor, Jawa Barat pada Kamis 14 September 2024. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang tanaman obat, dengan mempelajari tanamannya secara langsung. Tur ini diampu oleh Dokter Prapti Utami selaku dokter herbal medik bersertifikasi yang juga merupakan pemateri utama dalam kelas Akademi Herbal Nusantara yang diselenggarakan oleh Pusaka Indonesia.
Sebagai bagian dari sesi pengenalan tanaman obat, para peserta diajak untuk berkeliling kebun sambil mengenali bagian-bagian tanaman yang ada. Jika selama ini para peserta hanya mengenali bagian tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau sebagai obat herbal, kali ini mereka bisa melihat, meraba, dan mencium bau khas dari tanaman tertentu secara langsung.
Irma Rachmi selaku peserta Kelas Akademi Herbal Nusantara merasa antusias mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan ini menarik. Karena kita bisa melihat tanamannya, sekaligus bisa mempelajari manfaat dari setiap bagian tanaman tersebut, mulai dari daun, batang, atau rimpangnya,” tuturnya.
Akademi Herbal Nusantara merupakan wadah pembelajaran bagi kader Pusaka Indonesia untuk mengenali jenis-jenis tanaman herbal Indonesia beserta manfaatnya, terutama herbal yang berfungsi sebagai first aid (pertolongan pertama). Kelas ini sudah dimulai sejak Mei 2024. Selain pengenalan tanaman herbal, peserta juga diajarkan cara meramu herbal untuk kebutuhan sehari-hari. Kunjungan ke KWI Bogor diselenggarakan untuk menggenapi pengetahuan dan wawasan peserta yang sudah diberikan di dalam kelas. KWI merupakan kebun seluas 3,5 hektar yang dikelola oleh Balittro dan sekaligus difungsikan sebagai objek wisata.
Di KWI terdapat 400 jenis tanaman rempah, baik yang berfungsi sebagai obat maupun sebagai bahan aromatik. Dokter Prapti yang memandu, mengenalkan nama tanaman serta manfaatnya masing-masing. Misalnya, ada jenis tanaman obat yang dimanfaatkan daunnya, seperti tanaman kumis kucing, beluntas, dan sambiloto. Ada pula yang dominan bunganya yang dimanfaatkan, seperti bunga sepatu dan bunga tapak dara. Sementara tanaman seperti jahe, kunyit, atau kencur, yang dimanfaatkan adalah rimpangnya.
Namun, Dokter Prapti mengingatkan para peserta agar senantiasa melakukan evaluasi setelah mengkonsumsi obat herbal secara rutin. Evaluasi dibutuhkan agar masing-masing dapat memahami dampak dari mengkonsumsi herbal ini sehingga bisa melakukan penyesuaian dosis dan jadwal minum sesuai kondisi tubuh masing-masing.
“Masing-masing tubuh itu spesifik dan unik. Dengan evaluasi, maka akan didapatkan komposisi herbal yang terbaik dan jadwal konsumsi herbal yang paling sesuai untuk tubuhnya sendiri”, papar Dokter Prapti.”
Pada kesempatan ini, Dokter Prapti juga memperkenalkan salah satu tanaman yang kaya manfaat, yakni bligo. Tanaman ini sering disebut sebagai tanaman masa depan karena berfungsi sebagai obat gagal ginjal. Selain itu, bligo juga bermanfaat untuk pengobatan diabetes, flu, dan batuk. Bligo merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Asia, termasuk di Indonesia. Penanaman dan perawatannya pun relatif mudah. Cukup diletakkan pada tanah yang lembab dengan sinar matahari yang cukup, maka bibit bligo akan segera mengeluarkan tunas. Karena itu, masing-masing peserta mendapatkan bibit bligo untuk ditanam di rumah masing-masing. Selain itu, peserta juga diberi beberapa bagian tanaman obat lainnya seperti daun secang, daun jati belanda, daun stevia, dan daun daruju untuk kebutuhan praktik di rumah.
Niniek Pebriany selaku Kepala Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan Pusaka Indonesia menambahkan bahwa di Indonesia ada sekitar 7.000 jenis tanaman herbal, namun yang sering digunakan hanya sekitar 10-20 jenis tanaman saja.
“Study Tour ini membuka mata kita akan kekayaan herbal yang ada di Indonesia. Semoga kita bisa mengenali dan mempelajari kembali tanaman-tanaman tersebut satu per satu. Study tour selanjutnya rencananya akan dirangkaikan dengan kegiatan meracik jamu bersama,” ungkap Niniek.
Listiana Ulya Maulida
Wakil Koordinator Bidang Akademi Herbal Nusantara