Skip to main content

Ekosistem sungai berperan penting dalam keberlangsungan hidup manusia dan berbagai ragam hayati lainnya. Selain menyediakan sumber air bersih, sungai juga menjadi sumber pangan bagi manusia. Maka dari itu, sudah sewajarnya bagi kita untuk terus merawatnya dengan menjaga kebersihannya sehingga ekosistemnya tetap lestari. Seperti yang dilakukan sebelas kader Pusaka Indonesia Wilayah Yogyakarta kali ini, mereka beraksi nyata dalam kegiatan Bersama Jernihkan Sungai pada hari Minggu, 25 Februari 2024 di Sungai Bayem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Sungai Bayem, biasa disebut Kali Bayem, terletak di perbatasan Kampung Botoijan dan Kampung Krajan, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, rupanya sudah lama tidak terurus. Kondisinya sangat memprihatinkan, dipenuhi tumpukan sampah plastik. Sampah-sampah ini selain menyebabkan aliran air menjadi tidak lancar, juga menimbulkan bau tak sedap. Selain aksi bersih sungai, para kader juga menuangkan ekoenzim ke sungai tersebut. 

Kegiatan diawali di rumah Probojati, ketua Pusaka Indonesia wilayah Yogyakarta. Sambil berkoordinasi, para kader bergotong-royong menyiapkan ekoenzim yang akan dituang ke sungai. Ekoenzim dimasukkan ke botol-botol bekas air mineral. Peralatan penunjang juga disiapkan, seperti cangkul, arit, sekop, serta sepatu karet, dan sarung tangan karet. Setelah semuanya siap, kami berangkat ke Sungai Bayem dengan berjalan kaki karena letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi kami berkumpul. 

Setibanya di sungai, kami mendapati beberapa pohon bambu di seberang sungai tampak kering dan telah dipotong. Selain itu, di bagian tengah sungai mendekati arah menurun, ada pohon bambu besar yang menutupi sungai. Di dekatnya, banyak sampah anorganik yang tersangkut ranting pohon bambu yang tumbang melintang di tengah sungai. Dengan prinsip kerjakan apa yang bisa dikerjakan, kami mulai memunguti sampah dengan hati-hati. Beberapa kader membersihkan sampah-sampah di area tengah sungai, terutama yang tersangkut di dahan bambu yang tumbang. Setelah bersih, dahan bambunya dipotong dan diangkat ke bibir sungai. 

Bersihkan sampah beragam bentuk.

Kader lainnya menyisir area pinggir sungai, membersihkan sampah plastik seperti botol, gelas plastik sekali pakai, bungkus makanan dan pembersih, botol kaca, dua buah helm, tas, daster, dan sampah lainnya. Sampah anorganik itu kemudian dimasukkan ke dalam kantong besar dan karung. Cukup banyak sampah yang terkumpul, hingga beberapa kantong sampah dan karung besar terisi penuh. Sampah-sampah itu akan diberikan ke pengepul sampah, tetangga Probojati, untuk disortir dan didaur ulang.

Setelah dirasa cukup, kegiatan bersih sungai dilanjutkan dengan penuangan ekoenzim ke sungai. Masing-masing menuangkan botol berisi ekoenzim ke sungai. Penuangan ekoenzim ini adalah agenda rutin yang dilakukan Pusaka DIY setiap minggu, yang merupakan bagian dari aksi Bersama Jernihkan Sungai Pusaka Indonesia.

Tak diduga sebelumnya, kabar kegiatan bersih sungai ini terdengar sampai ke kampung sebelah. Pamberat Rudatin Runtik, S.Sn., Kepala Dusun Mlati II, setelah mendengar kegiatan ini memberikan apresiasi dan berharap bisa ikut bergabung dalam acara bersih sungai selanjutnya. Tanggapan baik ini memunculkan harapan untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi teladan untuk membangkitkan kesadaran warga sekitar agar tergerak membersihkan area mereka, minimal tidak membuang sampah sembarangan di sungai. Apabila sungai bersih dari sampah, maka alirannya menjadi lancar dan warga juga yang akan menikmati manfaatnya. 

Tidak berhenti di aksi bersih sungai, di hari yang sama para kader masih menyiapkan agenda selanjutnya. Setelah beristirahat dan menikmati makan siang, kegiatan berikutnya dilanjutkan di Kebun Surgawi (KS) 12 yang letaknya tidak terlalu jauh dengan Sungai Bayem. Di KS 12 yang dikelola oleh Probojati dan istrinya ini, para kader memanen BD Kompos setelah 8 bulan. Sebagaimana standarnya, setiap KS yang dikelola secara Sigma Farming diharuskan memproduksinya secara mandiri maupun secara bergotong royong. Keberadaannya sebagai jantung kebun sangat diperlukan untuk memulihkan kesehatan dan menyuburkan tanah agar menjadi tempat hidup yang menyenangkan bagi tanaman. 

Pembuatan BD Kompos ini, meskipun membutuhkan banyak tenaga, sebetulnya terbilang mudah dan murah, hanya membutuhkan bahan-bahan dari campuran rumput hijauan, daun kering, jerami, dan kotoran hewan ternak seperti sapi, kambing, maupun  ayam. Pembuatan BD Kompos akan terasa berat jika dikerjakan sendirian, akan tetapi menjadi ringan apabila dikerjakan bersama secara gotong-royong antar sesama kader. 

Sama halnya ketika panen BD Kompos, kami juga melakukannya secara gotong-royong. Ada yang membantu membersihkan rerumputan yang mulai tumbuh, ada yang mencangkul hasil komposnya untuk dipindahkan ke dalam karung yang sudah disediakan. Dari panen ini, terkumpul sebanyak 3 karung BD Kompos siap pakai. Selanjutnya akan digunakan sebagai pupuk di kebun-kebun surgawi di lingkup area Pusaka DIY. Rencana kegiatan berikutnya akan membuat BD Kompos di tempat yang sama untuk menjaga ketersediaan pupuk dalam jangka panjang. 

 

Probojati, Stella, dan Theo.

Kader Pusaka Indonesia wilayah Yogyakarta