Skip to main content

Berkarya untuk Semesta, salah satunya melalui berbagai peran di Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah adalah panggilan bagi jiwa-jiwa yang selaras dan sudah selesai dengan dirinya sendiri. Meski demikian, proses pemurnian jiwa itu adalah perjalanan panjang dan pembelajaran akan kesadaran itu adalah titian yang tak ada ujungnya. Terbuka menerima umpan balik dan berendah hati untuk belajar dari Mas Guru Setyo Hajar Dewantoro, Ketua Umum PIG dan juga teman-teman seperjalanan itu adalah sebuah keniscayaan, untuk jiwa terus bertumbuh dan menjadi murni selaras dengan Gerak Semesta.

Berikut adalah beberapa kisah dan pengalaman otentik dari beberapa rekan kita, kader PIG di berbagai daerah terkait proses pembelajaran memurnikan jiwa dan terus bertumbuh.

Pengalaman Sinarta Limbong Sihole – Penasihat Wilayah Batam

Banyak hal yang tak terduga, termasuk masalah keuangan. Giliran tiba ada yang mau carter mobil tiga hari lamanya, saya tiba tiba diminta oleh seorang sahabat sebagai menyuplai mobil untuk keperluan shooting film. Saya sudah siapkan mobil saya sendiri satu unit ditambah mobil sahabat yang lain.

Ketika seorang sahabat tahu ada proyek, minta mobilnya diikutkan. Alhasil saya mengalah, biar ngambil fee-nya saja. Sementara besaran fee-nya belum fix angkanya dari pihak perusahan yang membutuhkan. Ya sudah, GS menuntun jalani saja. Saya ngalah gak jadi memasukkan mobil saya sendiri.

Setelah proyek selesai, dana cair. Puji Tuhan fee yang ditransfer ke rekening saya, lebih besar dari yang mereka bekerja, dan itu diluar kesepakatan. Disisi lainm andai mobil saya dipakai saat proyek, akan jadi masalah, ternyata saat saya pakai baterainya sudah soak, dan harus ganti baru.

Keberlimpahannya, nama saya bagus di perusahaan perfilman, karena mobil dan orangnya bekerja dengan baik. Dari sisi materinya, baterai mobil yang soak biayanya sudah datang sendiri, bahkan masih banyak sisa.  Asik memang saat GS sudah bisa diajak komunikasi.

Demikian yang bisa sedikit saya share.Mohon berkat dan kasih murni dari para sahabat, Mas Guru, Mbak Ir, dan semuanya, barusan masuk orderan lagi, butuh 7 atau 8 unit mobil..moga DEAL😀🙏 Semesta memberkati.

Kisah Zaini Miftah, Ketua Wilayah Batam:

Saya ± 3 tahun lalu masih bekerja di beberapa restoran di Batam, dan berakhir saat saya menerima tawaran dari seorang polisi (Kompol ) hingga akhirnya saya salah berpihak dan memilih (bos), saya kembali lagi di titik minus lagi saat itu.

Ini kejadian pengulangan dari kisah perjalan hidup saya saat ini. Jauh sebelumnya saya juga pernah mengalami hal serupa dimana saat itu saya jauh dari kata siap untuk menghadapinya. Semangat hidup saya berada di titik nadir. Saya baru belajar seperti apa rasanya putus asa. Beban hutang yang hanya bernilai ±1,5 juta dan diikuti sumber pemasukan yang berhenti total, serta rasa ketakutan yang sangat besar, saya merasa dunia saya berhenti.

Saat itu saya hidup di rumah kredit bank, anak 3 orang dengan satu istri. Saya salah memilih teman usaha bersama karena faktor melihat secara fisik partner saya yang sudah uzur kala itu, kenyataannya biar uzur tetap manjur. Hasil usaha dibawa pergi dengan membawa istri dadakannya.

Kembali kisah pengulangan yang kedua ini, saya harus merelakan rumah beserta istri saya, lepas dari hak guna pakai saya selama ini. Hiduplah saya dengan anak-anak saya yang super keren ini berjumlah 5 orang, dan mengontrak rumah di komplek yang sama, serta saya “bekerja” sebagai sekuriti komplek dimana saya tinggal. Sempat ada banyak gejolak yang saya alami di dalam fikiran saya.

Bersukur saya mengenal Mas Guru melalui Facebook dan membaca Buku Suwung karya beliau, meski jauh dari kata faham saya sudah mulai kembali belajar menerima diri dan keadaan saya serta anak-anak saya dengan naik turun rasa di hati.

Saat ini, semakin kesini saya merasakan bisa menerima keadaan dan diri saya sendiri. Secara fisik kehidupan kami masih mampu menikmati hidangan ala keluarga normal lainnya, bahkan sesekali mengundang keluarga besar untuk menikmati hidangan ala keluarga “kecil” kami.

Secara matematika normal tentu dengan sumber pemasukan sebagai sekuriti komplek akan sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok kami sekeluarga. Namun kenyataannya malah kami merasa tercukupi bahkan masih mampu memberi sembako kepada saudara kandung saya disini, walaupun tidak bernilai besar. Belum lagi diantara team sekuriti di komplek saya ini, saya merasa sangat sering mendapatkan rezeki lebih yang sangat patut saya syukuri dengan sepenuh hati saya. Belum dimampukan untuk membeli kendaraan tetapi cukup bersyukur dimampukan untuk memakai tanpa biaya sewa.

Ditengah gejolak jiwa saya yang sering naik sedikit turun banyak. Ego saya yang masih sering dominan, merasa pinter dan jumawa. Saya sangat bersyukur mendapatkan rezeki energi yang berlimpah dari Mas Guru dan para pendekar yang menyertai beliau.

Rasa kurang dalam hal materi secara perlahan mulai bosan hadir dalam fikiran saya, digantikan rasa cukup dan selalu di penuhi hampir semua kebutuhan saya dan keluarga. Saat ini saya dan keluarga selalu menikmati apapun yang hadir di kehidupan kami, dan saya masih terus berusaha untuk bisa bangkit jiwa dan kehidupan spritual saya.

Hiruk pikuk memang kadang kala masih hadir dan pergi di fikiran saya. Topo ing Rame masih dalam pembelajaran dan lakon yang masih saya lakukan dengan segala usaha keras saya, belum menjadi bagian yang melekat alami bagi saya.

Kisah Achmad Muchlisin – Sekretaris Wilayah Jawa Tengah

Kemarin baru saja dikejar bayar sama debt collector, dalam seminggu terakhir ini sudah dua kali oleh bank yang berbeda. Aku menerimanya dengan happy meskipun ada obrolan pedas menyayat dan aku menikmatinya 😁

Disaat yang sama rasaku ter-Teguhkan ada rangkaian keseimbangan besar yang akan terjadi seiring dengan tekun memurnikan Jiwa dan Raga. Menata masa depan dengan menggunakan free wili saat ini. Sungguh.. ini anugrah melimpah diperjumpakan dengan Guru, Bund Irma dan sdr/sdri spiritual seperjuangan.

Pengalaman Gita Anggi – Kader Jawa Timur

Momen keberlimpahan buat saya adalah tahu rasanya bersyukur. Sejak kecil, hidup saya terbilang lebih dari cukup dan perjalanan hidup bisa dibilang tampak ‘smooth’, tapi ada momen ketika saya berada di tempat yang tidak selaras dan itu membunuh jiwa raga saya secara perlahan-lahan sampai saya tidak tahu rasanya bersyukur.

Dalam 3 tahun belakangan ini, saya pernah berada di kondisi tidak bisa menerima diri (fisik) saya. Kenapa kulit saya cenderung gelap, kenapa badan saya cenderung gendut, kenapa dan kenapa ga jelas lainnya hahahahaa. Dan akibat dari tidak bersyukur itu, hampir setiap hari saya sakit-sakitan dari pusing, pegal-pegal, demam sampe tangan pernah tidak bisa digerakkan.

Setelah saya mengikuti ajaran Mas Guru, ada perubahan cara pandang pada diri saya yang membuat diri saya bisa menerima fisik saya apa adanya. Jujur, ketika saya bisa menerima raga saya, saya melihat perubahan pada raga saya. Banyak yang bilang makin glowing dan cantik 🥰🥰🥰😍 dan khususnya selama tahun 2021 ini saya tidak pernah sakit fisik berkepanjangan. Setiap jiwa raga dimurnikan dari meditasi, kajian dan retreat dengan mas Guru, fisik saya kembali prima. Selama 2021 ini saya tak pernah kerokan loooh. Mungkin simple, tapi buat saya itu suatu pencapaian luar biasa untuk raga saya hehehee.

Begitu cerita saya Mami Irma dan teman2 sekalian. Mari bertumbuh bersama. PR-ku juga masih banyak kok. Mama Irma kemarin berpesan untuk tetap santuy dan ikuti tuntunan GS, patuh (ga usa ngengkel) dan menikmati momen demi momen.

Terimakasih Gusti, sekarang aku tau rasanya bersyukur :’)