Setiap orang yang meniti tingkat kesadaran yang lebih tinggi akan menemui beberapa atau banyak tantangan dalam melampaui sisi gelapnya. Bila sesorang mengatakan bahwa saya tidak punya sisi gelap dan hidupnya baik-baik saja, sebenarnya orang tersebut tidak menyadari sisi gelapnya sendiri yaitu sisi gelap bahwa merasa tidak mempunyai sisi gelap.
Melampaui sisi gelap adalah proses yang terkadang menyakitkan, penuh uraian air mata, emosi yang campur aduk dan bisa saja tidak sebentar. Namun bila sudah terlampaui, kita bisa tersenyum mengingat hal tersebut. Kadang-kadang bila Sigel (sisi gelap) ini muncul, bisa saja kita hanyut kembali. Semakin cepat kita melampaui bila teringat sisi gelap kita, semakin piawai kita dalam melampaui sisi gelap tersebut.
Saya lahir di tahun 1965 dan Desember 2020 kemarin saya tepat memasuki usia pensiun di usia 55 tahun. Saya menikah awal tahun 1995 dan dikaruniai seorang putri di tahun yang sama dan sekarang sedang magang untuk profesi dokter. Sekitar enam bulan sebelum pensiun, saya sempat gelisah dalam menghadapi masa pensiun. Saat itu kegelisahan saya adalah apakah saya akan diperpanjang masa kerja saya di tempat saya bekerja. Saat itu saya tidak bisa membayangkan kehidupan setelah pensiun seandainya saya tidak diperpanjang. Saya menikmati pekerjaan saya seperti halnya perusahaan saya bekerja sangat memerlukan tenaga saya.
Melalui keheningan yang tekun, saya berhasil melampaui kegelisahan tersebut. Saya mencapai titik pasrah saya menyerahkan kepada Semesta apakah masa kerja saya akan diperpanjang atau tidak. Saat itu rasa damai dan bahagia muncul kembali. Seperti halnya saya sampaikan diatas, walaupun saya telah melampaui saat itu, tapi kalau rasa kegelisahan itu muncul, butuh beberapa waktu untuk melampaui sampai betul-betul dengan cepat dapat melampauinya.
Rupanya Semesta belum selesai bercanda. Sebulan sebelum masa pensiun, tiba-tiba saya mendapat pemahaman bahwa masa kerja saya akan diperpanjang tapi saya harus menolak tawaran tersebut. Pemahaman ini membuat kegelisahan baru. Dengan jabatan yang lumayan tinggi, gaji dan bonus dalam mata uang USD, fasilitas mobil, supir, kesehatan dan sebagainya adalah kemelekatan yang susah dilepaskan. Saat itu saya belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi, tapi saat itu saya 100% mantap mengikuti tuntunan Semesta.
Beberapa hari kemudian saya dipanggil oleh atasan dan disampaikan bahwa saya diminta untuk tetap bekerja dengan jabatan dan fasilitas yang sama. Sesuai tuntunan, saya menyampaikan penolakan saya untuk perpanjangan masa kerja saya. Saat itu saya juga baru sadar bahwa penolakan saya ini adalah hal yang belum pernah terjadi di perusahaan tempat saya bekerja. Beberapa minggu kemudian, saya dibujuk rayu pindah posisi atau bekerja dengan jumlah waktu berkurang tapi saya tetap setia dengan tuntunan Semesta. Bila diingat, saya juga heran kok saya begitu gigih menolak tawaran tersebut. Saat itu yang muncul adalah perasaan lega dan damai.
Saat ini saya telah empat bulan memasuki usia pensiun, saya mendapat pemahaman bahwa kemelekatan saya kepada kekayaan dan jabatan rupanya cukup tinggi yang membuat saya menjadi kadang-kadang tinggi hati. Begitu jabatan tersebut dilepas, tidak ada lagi yang saya bisa sombongkan dari segi jabatan dan kekayaan.
Saya jadi belajar bahwa jabatan dan kekayaan adalah pernak-pernik kehidupan yang harus dilampaui. Saya semakin sadar melampaui sisi gelap atau kemelekatan ini adalah faktor penting dalam meningkatkan kesadaran saya. Semesta memberikan tuntunan untuk dilakukan, saya ikuti dan saya mendapat buah dari setia terhadap Diri Sejati. Saya tidak kehilangan rasa damai dan bahagia saya disaat saya “kehilangan” jabatan saya.
Hal lain yang saya pelajari adalah hukum Semesta itu pasti dan sangat presisi. Biasanya, hal yang wajar bila penawaran perpanjangan dilakukan 3 bulan sebelum usia pensiun. Seandainya tawaran perpanjangan dilakukan 3 bulan sebelum pensiun maka tanpa ragu -ragu saya akan menerima tawaran tersebut. Rupanya Semesta memang sudah mempunyai rencana lain. Atasan saya dibuat sibuk dan baru menawarkan perpanjangan 1 bulan sebelum saya memasuki usia pensiun disaat saya sudah dituntun untuk menolak tawaran baru.
Namun, ternyata sampai sekarang pun Semesta melanjutkan candanya . Tawaran pekerjaan yang datang memberikan iming-iming yang menarik namun mungkin tidak selaras dengan Rancangan Agung Semesta saat ini. Satu lagi tantangan yang harus dilampaui. Saya yakin Semesta telah menyiapkan rencana yang sesuai dengan rancangan agungnya untuk saya. Yang pasti rancangan tersebut adalah rancangan yang saya butuhkan untuk pertumbuhan jiwa saya dan tentunya bukan rancangan yang egoistik yang saya “inginkan”.
Penulis : Eko Nugroho – Wakil Ketua Umum Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah