Generasi dalam setiap bidang kehidupan berbangsa harus dibangun dengan hati-hati dan seksama. Sebab adanya generasi yang baik, akan menjamin keberlanjutan kemandirian dan kemajuan negara. Salah satu bidang yang sekarang dipertanyakan generasinya adalah sektor pertanian. Ironi, para lulusan perguruan tinggi jurusan pertanian sangat jarang yang mau menjadi petani. Penyebab utamanya karena petani di Indonesia bukan profesi yang bergengsi dan mampu meningkatkan kesejahteraan. Pemerintah cenderung melindungi pengusaha daripada petani. Petani juga kurang diberi arahan manajemen uang yang diperoleh. Kebijakan dan iklim usaha yang dibentuk pemerintah belum mampu melahirkan petani-petani berkualitas atau modern.
Dengan meningkatnya kualitas, petani akan mampu mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi termasuk masalah ekonomi. Untuk itu, diperlukan media yang bisa memberi ilmu atau pembelajaran bagi para petani. Media yang digunakan bisa cetak maupun elektronik, para petani diberi prasarana untuk mengakses ilmu pertanian terbaru lewat media cetak maupun elektronik. Melalui media ini juga petani tidak hanya bisa mengakses informasi tentang usaha tani dan agrobisnis, tetapi juga dapat mengetahui perkiraan cuaca agar tidak salah tanam (terjadi perubahan iklim), kelangkaan pasokan suatu daerah, serta dapat mengawasi harga jual acuan di berbagai daerah sesuai pemerintah (online-market sell).
Pemerintah diminta lebih aktif dan jeli dalam menghitung biaya produksi petani sehingga dapat menentukan dengan bijak harga jual acuan yang pantas agar harga beli gabah atau beras di petani bisa mendapat untung cukup besar yang dapat memicu semangat petani belajar dan bercocok tanam. Regenerasi petani yang cerdas bisa muncul bila ada kesempatan untuk memperoleh kesejahteraan di bidang pertanian.
Pemerintah juga perlu membukakan pintu informasi terbaru dengan bekerja sama dengan lembaga penerbitan yang berkecimpung di bidang pertanian, contohnya Trubus. Majalah satu ini telah banyak mengubah sikap dan pandangan para petani karena informasi bersifat praktek yang sudah terbukti. Informasi tersebut bisa dijangkau dimana saja asalkan ada akses internet karena format-format majalah populer seperti ini sudah banyak dalam bentuk ebook dalam bentuk dokumen pdf . Bahan menjadikan petani cerdas adalah ilmu pertanian terbaru dan telah berhasil dipraktikkan. Ilmu tersebut diteladani oleh petani lain melalui melek teknologi informasi dengan membaca media terutama media elektronik.
Ternyata dengan membaca, mempelajari, dan mempraktikkan teknik pertanian terbaru melalui media mampu meningkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi. Contoh nyata: sebelum mengenal MOL (Mikro Organisme Lokal), warga Desa Nganti Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen masih menggunakan pestisida sintesis dan pupuk buatan. Akan tetapi, setelah diperkenalkan MOL bersumber dari Trubus oleh TIM KKN-PPM UGM pada Juli 2012 lalu, sekarang para petani di sana memilih alternatif pembasmian hama dan pemupukan dengan MOL. Selain mudah dibuat dan murah, MOL ternyata lebih menyuburkan tanah, tidak merusak seperti pupuk buatan yang menyerap banyak air. Melalui pemupukan dengan MOL, kondisi tanah semakin baik karena bakteri dalam MOL meningkatkan unsur hara dan nutrisi dalam tanah seiring waktu berjalan. Tanaman (jagung) menjadi tumbuh subur dan produktivitas meningkat.
Pestisida MOL pun aman bagi buah tanaman karena terbuat dari bahan alami (pelepah pisang, gula, dan air cucian beras). MOL menjadikan produktivitas meningkat dan biaya pemupukan pestisida bisa ditekan. Dalam bidang perternakan, MOL ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk pakan ternak agar lebih berselera dan menyehatkan tubuh ternak seperti sapi. Ada pula manfaat lainnya adalah dimanfaatkan sebagai pembersih WC. Jadi, MOL itu murah, mudah dibuat, dan banyak manfaat.
Ternyata bila para petani mau membuka diri akan ilmu pertanian terbaru seperti di atas dapat bermanfaat banyak bagi usaha tani yang digeluti. Teknik pertanian atau ilmu-ilmu terbaru mudah saja diperoleh bila ada inisiasi untuk membentuk Pusat Ilmu Terbaru (PIT) dengan membeberkan cerita sukses petani lain atau penelitian terbaru dalam pertanian, industri pertanian, juga pengelolaan keuangan.
PIT ini bisa ditempatkan di tempat khusus atau diberi ruang di kantor kelurahan. Pemerintah diharapkan mau mengucurkan dana bantuan untuk membangun kantor PIT ini terutama dalam hal pengadaan komputer, jaringan internet serta kerja sama sumber informasi terbaru dan terpercaya. Ada staf-staf khusus yang dipekerjakan untuk mengunduh dan mengolah ilmu-ilmu terbaru terutama dari sumber terpercaya seperti Trubus dan Agrina, agar mudah diserap dan diterima oleh para petani.
Setiap hari kerja, para petani dapat mengakses informasi terbaru di sana tentang cuaca, harga acuan, komoditas yang diminati, teknik penanaman, pemupukkan, dan lainnya Memahami cuaca atau perubahan iklim agar tahu musim tanam tepat. Tepat komoditas yang ditanam karena mengetahui kebutuhan pasar. Mampu menjaga kesuburan dan kelestarian tanah sebab mempraktikkan teknik pemupukkan terkini. Produktivitas melonjak karena melaksanakan penanaman dan perawatan yang terbaru dan terbaik. Harga acuan diketahui petani supaya tidak mudah ditipu oleh tengkulak.
Untuk mempercepat kemajuan petani, setiap minggu atau bulan diadakan penyuluhan dan praktek ilmu terbaru. Antar kantor PIT se-Indonesia, diberlakukan pertukaran hasil praktek yang telah dilakukan, ada silang informasi. Petani pun semakin cerdas karena ilmu yang dimiliki selalu bertambah waktu demi waktu. Membangun petani cerdas bukan lagi sekedar impian.
Penulis: Erik Budi Santiko Mahasiswa Doktoral Kimia 2020 – sekarang, di Hiroshima University