Memuliakan bumi dengan menjaga kelestariannya adalah panggilan bagi para jiwa yang tertuntun untuk menyadari kemenyatuan dirinya dengan jagad raya. Salah satu upaya untuk memuliakan bumi adalah dengan Eco Enzyme. Eco Enzyme adalah cairan alami serbaguna yang merupakan hasil fermentasi dari gula, sisa buah/sayuran dan juga air dengan mempergunakan perbandingan 1 : 3 : 10. Lama pembuatan Eco Enzyme adalah 3 bulan di wilayah tropis dan 6 bulan di wilayah sub tropis.
Jika dilihat hasil akhirnya Eco Enzyme adalah cairan berwarna kecoklatan dengan aroma asam segar. Warna Eco Enzyme bervariasi mulai dari coklat muda hingga coklat tua, tergantung pada jenis sisa buah/sayuran dan jenis gula yang digunakan.
Eco Enzyme dikembangkan oleh Dr. Rosukan Poompamvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an. Selanjutnya Eco Enzyme diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon. Beliau adalah seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.
Mengurai Sampah, Menuai Manfaat
Seperti yang kita tahu saat ini 70 % sampah yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sampah organik. Sampah organik di TPA itu menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan sekitar, mengurangi tingkat daur ulang plastik, serta memberi risiko terjadinya ledakan TPA, karena pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana. Lebih jauh lagi, produk yang kita gunakan di rumah sebagian besar mengandung bahan kimia sintetis yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Kemasan dari produk-produk tersebut juga mencemari lingkungan karena hanya sebagian kecil yang di daur ulang.
Melihat semua masalah diatas bisa dikatakan bahwa dengan membuat Eco Enzyme kita telah mengolah sebagian besar sampah kita dan mengurangi beban TPA. Eco Enzyme bisa menjadi alternatif alami dari bahan bahan kimia sintetis berbahaya di rumah. Dengan membuat Eco Enzyme kita mengurangi produksi limbah kimia sintetis dan sampah plastik sisa kemasan produk rumah tangga pabrikan, kita juga telah berpartisipasi dalam mengurangi beban bumi sekaligus menerapkan gaya hidup minim kimia sintetis.
Manfaat Eco Enzyme
Eco Enzyme mempunyai segudang manfaat dalam keseharian kita, misalnya menjadi pembersih alami, sabun cair alami, penjernih udara alami, penjernih rumah tangga alami, dan hand sanitizer alami. Eco Enzyme juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas udara, air, dan tanah. Dalam pemanfaatan medis Eco Enzyme mampu melawan parasit dan kuman yang menyebabkan infeksi dalam jantung, keputihan, radang otak, radang paru-paru, peradangan sendi, infeksi kulit,dll. Eco Enzyme yang murni tanpa campuran bisa juga kita manfaatkan untuk mengobati luka.
Tidak banyak orang yang tahu bahwa Eco Enzyme mampu membantu mengurangi tingkat radiasi elektromagnetik di rumah kita. Eco Enzyme juga sebagai penghasil ion negatif. Layaknya petir, ombak laut, air terjun, dan pohon hidup, Eco Enzyme memancarkan ion negatif ke lingkungan sekitarnya. Lebih jauh lagi Eco Enzyme bisa memungkinkan kita bertani di ladang yang gersang, menjernihkan danau atau kolam yang tercemar, dan bisa sebagai pupuk untuk lahan pertanian.
Sementara ampas dari proses pembuatan Eco Enzyme bisa digunakan untuk bahan fermentasi Eco Enzyme yang baru (sebagian kecil), membersihkan saluran kloset dengan diblender halus dan dituang ke kloset pada malam hari. Bisa juga untuk mengusir tikus dengan dikeringkan dan ditaruh di tempat dimana tikus suka berada, bisa untuk mengharumkan mobil dengan dikeringkan dan dimasukkan ke dalam tas kain kecil, lalu digantung di mobil, dan terakhir sebagai pupuk tanaman organik.
Cara Membuat Eco Enzyme
Jumlah Takaran yang Disarankan Untuk Pembuatan:
- Volume maksimal air adalah 60 % dari volume wadah, misalnya jika wadah adalah 10 L maka volume air maksimal adalah 6 L.
- Air 6 L (sama dengan 6 kg).
- Gula 600 G (10 % dari berat air)
- Sisa buah/sayur 1800 G (30 % dari berat air)
Bahan-bahan Pembuatan Eco Enzyme
- Gula
- Sayur dan buah minimal 5 jenis (semua sisa buah/sayuran dapat digunakan kecuali yang sudah dimasak, busuk/berulat/ berjamur)
- Air
Untuk bahan-bahan yang digunakan, sisa buah/sayuran dipotong sesuai ketersediaan waktu masing-masing, semakin banyak jenis buah yang digunakan, semakin kaya hasil Eco Enzyme. Jangan gunakan gula pasir karena itu merupakan gula kimiawi, tapi pakailah molase cair, molase kering, gula aren, gula kelapa, atau gula lontar. Gunakan air sumur, air hujan, air buangan AC, air isi ulang, air PAM yang didiamkan selama minimal 24 jam, atau air galon. Untuk wadah, gunakan yang berbahan plastic dan memiliki tutup bermulut besar, volume wadah boleh besar/kecil.
Langkah Pembuatan
- Pertama, bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia, Ukur volume wadah, masukkan air bersih sebanyak 60 % dari volume wadah.
- Kedua, masukkan gula sesuai takaran yaitu 10 % dari berat air, Kemudian masukkan potongan sisa buah dan sayuran yaitu 30 % dari berat air, lalu aduk rata.
- Terakhir, tutup wadah, beri label, tanggal pembuatan dan tanggal panen pada wadah.
- Selama 1 minggu pertama, buka tutup wadah untuk membuang gas.
- Aduk di hari ke-7.
- Aduk di hari ke-30 ( kecuali jika ada mama enzyme)
Lokasi Penyimpanan
Untuk menghindari kontaminasi, tempatkan wadah larutan fermentasi di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, memiliki sirkulasi yang baik, jauh dari wi-fi, WC, tong sampah, tempat pembakaran sampah dan bahan-bahan kimia.
Tips Menyicil Eco Enzyme
- Siapkan wadah berisi air dan gula sesuai takaran.
- Masukkan bahan sisa buah atau sayuran sedikit demi sedikit sesuai ketersediaan.
- Catat beratnya setiap kali kita menambahkan bahan.
- Ketika bahan telah memenuhi takaran, catat tanggal tersebut sebagai tanggal pembuatan Eco Enzyme
Pemanenan Eco Enzyme
Setelah 90 hari, Eco Enzyme siap dipanen dengan cara disaring dan disimpan di wadah yang tertutup. Sebagai informasi tambahan, larutan Eco Enzyme tidak memiliki tanggal kadaluwarsa.
Pengemasan Eco Enzyme
Hasil panen Eco Enzyme bisa dikemas di botol kaca atau plastik bertutup rapat. Disarankan Eco Enzyme dikemas di botol-botol kecil untuk alasan kepraktisan dan penjagaan kualitas.
Standar Baik Eco Enzyme
Eco Enzyme yang baik memenuhi prasyarat yaitu pH di bawah 4.0 dan mempunyai aroma asam segar khas fermentasi.
Tips Membuat Eco Enzyme Aromatic
Untuk menghasilkan Eco Enzyme beraroma segar, gunakan kulit buah jeruk-jerukan lokal seperti jeruk lokal, jeruk nipis, lemon, jeruk bali, jeruk purut, dll. Aroma pada Eco Enzyme juga dapat dibuat dengan menambahkan 10 % bahan aromatik pada larutan Eco Enzyme lalu fermentasi kembali selama 1 bulan.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Jika ada masalah-masalah muncul saat pembuatan proses fermentasi Eco Enzyme seperti belatung muncul dalam wadah, larutan berbau got atau ada jamur hitam, maka yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kerapatan wadah. Tempatkan wadah tertutup di bawah sinar matahari pagi selama 30 menit selama tiga hari, dan periksa kembali setelah tujuh hari. Apabila bau got tidak hilang setelah tiga hari penjemuran dan total tujug hari perbaikan maka solusinya bisa dengan memasukkan gula sejumlah takaran awal pembuatan lalu fermentasikan kembali selama satu bulan.
Jika fermentasi berjalan baik, larutan fermentasi akan beraroma alkohol setelah satu bulan, dan beraroma asam segar seperti cuka setelah dua bulan. Kemunculan lapisan jamur dan lapisan seperti jeli pada larutan fermentasi adalah hal wajar.
Pitera dan Mama Enzyme (ME)
Terkadang ketika proses fermentasi mucul seperti lapisan jamur atau lapisan seperti jeli pada larutan fermentasi, lapisan jamur itu dinamakan lapisan jamur pitera dan lapisan seperti jeli itu dinamakan mama enzyme. Kemunculan pitera dan mama enzyme adalah bonus dan tidak selalu muncul. Pitera dan ME bukanlah patokan kualitas dan keberhasilan pembuatan Eco Enzyme.
Demikianlah proses pembuatan Eco Enzyme yang disarikan dari catatan Ibu Sari Marieyosse, Kader Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah, semoga bermanfaat untuk mulai kita praktikkan di rumah masing-masing.
Penulis I Kadek Cahya Adi Wardana, Kader Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah, mahasiswa tinggal di Klungkung – Bali.