Skip to main content

Anak-anak Sancaya Indonesia di Tabanan, Bali, merasakan keseruan belajar memanen hasil kebun dan mengolah makanan sehat bersama Kader Pusaka Indonesia Wilayah Bali. Kegiatan ini akan menjadi kegiatan rutin setiap hari Minggu dan sudah berlangsung sebanyak dua kali, yakni pada tanggal 2 dan 9 Februari 2025. Hasil panen diperoleh dari Kebun Surgawi (KS) 78 Pusaka Indonesia yang kebetulan lokasinya berada di area yang sama dengan Sancaya.  

Sebelum mulai belajar memasak, anak-anak diajak untuk memanen dari kebun. Pada momen ini, Kader Pusaka Indonesia memandu anak-anak untuk menentukan makanan apa saja yang bisa dibuat dari hasil panen. Pada tanggal 2 Februari, mereka memanen pisang yang terpaksa dipanen karena roboh terkena angin kencang. Ada pula yang batangnya patah karena buahnya terlalu berat, kemudian diolah menjadi beragam menu pisang. Sementara pada 9 Februari, anak-anak diajak memetik sayuran, seperti kangkung dan bayam Brasil. 

Kegiatan ini pada dasarnya dilakukan untuk memanfaatkan hasil panen dari KS 78 agar tidak banyak yang busuk dan terbuang sia-sia. Namun di saat yang sama, Koordinator KS 78 yang juga merupakan pengajar di Sancaya Indonesia, Ni Kadek Dwi Noviyani menuturkan, anak-anak juga diajarkan untuk belajar mengolah makanan sehat dan belajar berkolaborasi. “Anak-anak diingatkan untuk fokus, tidak boleh berebut, misalnya saat memotong. Sekaligus belajar antri dan berkomunikasi dengan baik saat giliran mereka tiba,” tutur Novi. 

Proses pembuatan olahan buah pisang oleh anak-anak Sancaya

Baca juga:  Kebun Surgawi 78: Menghidupkan Tanah, Mengedukasi Generasi

Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas tersendiri. Ada yang mencuci hasil panen, ada yang memotong bahan makanan, dan ada yang menggoreng. Selain itu, mereka juga diingatkan untuk senantiasa berhati-hati agar tidak terkena pisau atau kompor dan minyak panas. Dengan sistem pembelajaran ini, secara tidak langsung anak-anak belajar untuk saling membantu, bekerjasama, dan bertanggung jawab untuk membersihkan peralatan memasak dan makan yang sudah digunakan. 

Hal lain adalah, terkadang anak-anak tidak senang makan sayuran atau buah. Namun ketika mereka diajak memanen dan memasak secara langsung, mereka sangat antusias menikmati hasilnya. Apalagi, mereka juga diajarkan bagaimana cara mengolah sayur dan buah menjadi beberapa kreasi makanan dan minuman. Hasilnya, mereka jadi sangat bersemangat untuk menikmati makanan yang mereka buat sendiri. 

Produk olahan buah pisang anak-anak Sancaya

“Untuk buah pisang kami olah menjadi es kulkul, keripik pisang, pisang goreng dan smoothie. Sementara untuk sayuran, kami olah menjadi keripik bayam, keripik kangkung, dengan bahan seperti tepung, coklat, dan minyak goreng,” papar Novi.

Baca juga: Panen Sayur Bersama Anak-Anak Sancaya Indonesia

 

Ni Kadek Ayu Rinawati
Kader Pusaka Indonesia Wilayah Bali