Dunia panggung bukan hal baru untuk saya. Kebetulan saya menekuni seni teater sejak SMA yang kemudian berlanjut menjadi kegiatan bersama karang taruna di desa saya di Malang. Namun dunia panggung sudah cukup lama saya tinggalkan, terakhir berkegiatan di panggung tahun 2015. Maka ketika rencana Pagelaran Pancasila Sakti 1 Oktober lalu itu dipersiapkan, dan saya ditunjuk sebagai art director membantu Mbak Wening Fikriyati selaku Stage Manager cukup membuat saya terkejut sekaligus gembira.
Terkejut karena acara yang diselenggarakan oleh Pusaka Indonesia bersama Nusantara Centre dan Persaudaraan Matahari ini bukan pertunjukan biasa, sedangkan saya seringkali hanya menangani pertunjukkan skala kampung. Namun saya juga gembira karena saya menangani pertunjukkan di panggung lagi setelah sekian lama vacuum.
Waktu terus bergulir dan koordinasi terus dilakukan. Terasa sekali semangat rekan-rekan dari berbagai daerah untuk bisa memberikan yang terbaik pada pertunjukan kali ini. Ditambah pula kepiawaian Mbak Wening yang menangani permasalahan yang muncul dengan mendetail. Hal ini sangat memudahkan saya untuk kembali merasakan apa yang akan terjadi di panggung nanti. Keajaiban demi keajaiban terus terjadi. Meski tadinya kekuatan naskah menurut saya terlalu biasa dan kesulitan mengangkat konsep yang tidak mudah diaplikasikan di atas panggung, tapi kita terus berproses.
Cara Kerja yang Berbeda
Dulu ketika menghadapi kondisi yang tidak sesuai harapan seperti ini, saya pasti sudah spaneng (tegang)dan berteriak-teriak dengan gaya marah supaya semua orang bersemangat dan mencurahkan segenap kekuatan untuk menghadapi kendala yang ada. Cara ini berhasil, tetapi mengakibatkan saya makin spaneng dan tidak bisa tidur berhari-hari.
Berbeda halnya dengan saat ini. Inilah kekuatan hening cipta. Kita benar-benar bisa menikmati. Dengan kendala ruang dan waktu, jarak antarprovinsi yang saling berjauhan, dan talent yang sangat variatif kemampuannya, banyak juga yang baru naik panggung sekali dua kali. Pelan namun pasti ketulusan, semangat, dan sukacita teman-teman di bawah pengawasan Guru SHD dan Mbak Ay Pieta selaku ketua Panitia Pagelaran mengubah semuanya.
Naskah didalami dan dikerjakan sehingga alur cerita menjadi bagus dan kuat, para pengisi acara dan penari-penari dengan latar belakang Nusantara yang berbhineka juga memberikan suasana dan dinamika panggung yang menawan. Latihan online terus digeber. Feel pun sudah saya dapatkan, saya optimis pertunjukan akan sukses. Tinggal merampungkan beberapa finishing.
Gladi Resik
H-2 kami dari berbagai kota tiba di Jakarta, dan segera melakukan latihan offline perdana bersama pengisi acara yang sudah datang. Koordinasi dan pemolesan bisa dilalui dengan lancar sekaligus koordinasi untuk H-1. Saya tersenyum, ‘oh begini ya kekuatan hening cipta, keren’. Tak heran para leluhur bangsa Nusantara dulu banyak menghasilkan mahakarya karena kekuatan hening cipta.
Momen gladi resik memberi kejutan karena jumlah microphone (mic) dan pemain yang berbicara tidak seimbang. Ini menjadi catatan tersendiri untuk ke depan karena sejak dulu mic selalu menjadi kendala ketika ada pagelaran atau pertunjukan. Dengan trengginasnya, tim panggung melakukan aksinya sehingga kendala mic bisa diminimalisasi. Ritme panggung belum bisa didapat ketika gladi resik karena masih banyak yang underperformed. Ini hal biasa dalam dunia panggung. Saya hanya tekankan kepada para pengisi acara untuk berlatih maksimal selanjutnya mengalir saja dan nikmati. Saya yakin pertunjukan akan bagus karena saya sudah dapat merasakannya ketika berlatih secara online.
Keajaiban Hening
Kekuatan hening itu nyata. Banyak keajaiban terjadi. Berkolaborasi dengan teman-teman Pusaka Indonesia itu sungguh indah dan menggembirakan. Semua memberikan yang terbaik. Laku hening benar–benar terasa. Cekatan tanpa bertele-tele, itu kesan yang saya tangkap. Selama proses berlatih dan berkoordinasi semua melakukan dengan semangat dan suka cita, rendah hati, dan patuh pada pimpinan. Demikian pula pada saat pertunjukan, semua terlihat bersukacita dan hening sebelum tampil ke atas panggung.
Alhasil pertunjukan kali ini berlangsung sukses. Adalah sebuah anugerah luar biasa bagi saya bisa berkolaborasi dan berkarya bersama dan menjadi bagian dari Pusaka Indonesia. Terbayang betapa besar bangsa ini ketika semua melakukan hening cipta. Semua menyalakan Api Pancasila. Semua memberikan yang terbaik yang dimiliki. Indonesia surgawi bukan lagi mimpi ataupun khayalan di siang bolong, tetapi sebuah kenyataan yang dialami.
Dudik Dwijatmiko
Kader Pusaka Indonesia wilayah JawaTimur