Skip to main content

Dari pelatihan Sigma Farming di Cihirup pada 22–24 Juli 2022 lalu, Marie Yosse Widi Hapsari, kader  Pusaka Indonesia Gemahripah (PIG) DKI mengungkapkan, “Aku jadi sadar. Kalau mau berdikari, ketahanan pangan itu sangat penting. Paling nggak untuk makan diri sendiri (dan keluarga) dululah. Dan, semua itu bisa dimulai dari kerja bersama kolaborasi kita memuliakan Ibu Bumi.”

Untuk itulah Kebun Surgawi ada, salah satu tujuannya untuk melatih kader keberdikarian dan juga membangun ketahanan pangan. Setelah di Mengwi Bali, Cihirup Kuningan Jawa Barat, Yogyakarta dan Wonogiri Jawa Tengah, saat ini PIG mengundang para pemilik tanah yang tidak produktif untuk dipulihkan dan dikembangkan, dalam rangka terciptanya 1000 Kebun Surgawi di seluruh Indonesia.

Salah satu cara pemulihan tanah yang diusung Pusaka Indonesia adalah melalui praktik Sigma Farming yang dilakukan oleh para kader PIG di wilayahnya masing-masing. Praktik ini erat kaitannya dengan kotoran hewan (kohe) sapi, tanduk sapi, Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 2 sebagai jenis bakteri pengurai, dan pengomposan alami. Untuk teknis lengkapnya, bisa baca di sini.

Berikut cerita suka-duka tiap wilayah dalam mengaplikasikan sistem Sigma Farming di lahannya,

DI Yogyakarta

Probodjatie dan Vindry, pasangan suami istri kader PIG Yogyakarta ini, membuka lahan baru untuk berkebun. Tepat 31 Juli 2022, mereka membuat bola-bola BPT Sigma 2 pada sore hari, sementara pembuatan Sigma Farmingnya pada esok hari. Petani anyaran ini sempat menemukan jalan rayap saat menggali tanah, sehingga harus berpindah dan melakukan galian lagi. Selain para kader PIG DIY, anak-anak mereka juga antusias turut serta membantu prosesnya. Mulai dari mengangkat batu bata, pasir, dan memasukkan kotoran sapi (kohe) ke dalam tanduk sapi.

Probo dan keluarganya antusias menerapkan Sigma Farming di lahan barunya

Mengapa Probo tertarik membuka lahannya untuk Kebun Surgawi? “Ketertarikan ini muncul saat menyadari bahwa kita sudah banyak memperoleh berkat dari Ibu Bumi. Lahan yang akan dibuka ini diharapkan sebagai awal kampanye pemulihan Bumi,” kata Probo yang sehari-hari pegawai rumah sakit ini.

 

DKI Jakarta, Banten, dan sekitarnya

Kader wilayah DKI Jakarta–Banten bergabung dengan kader Jawa Barat poros barat, melakukan praktik Sigma Farming di Kebun Ciawi, Bogor (31/7). Kebun yang dikelola oleh Gatot itu di-treatment dengan pembuatan BPT Sigma 1, BPT Sigma 2, dan pengomposan. Dan, tentunya setiap tahapan prosesnya punya ceritanya masing-masing.

Pada pembuatan BPT Sigma 1, terpakai tanduk sapi sekitar 30 tanduk. Namun, sayangnya kohe yang tersedia sudah tidak segar, berbau menyengat (tapi bukan bau rumput) dan tidak homogen, sehingga pembersihannya sangat sulit. Mereka pun sempat berkonsultasi kepada Pakar Sigma Farming, Adolf Hutajulu, untunglah kohe masih bisa terpakai, dengan cara diuleni dulu sampai keluar minyaknya.

Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan BPT Sigma 2 yang ternyata sempat mengalami penundaan cukup lama. Hal ini dikarenakan bata merah dan kesediaan kohe segar sangat terbatas. Saat bata merah datang, mereka baris berjejer layaknya kereta, saling mengoper bata merah dari lokasi parkir sampai ke lubang pembuatan BPT Sigma 2. Di sini juga melibatkan anak-anak kader untuk terlibat gotong royong. Pun, ada yang sigap segera mencari kohe segar dan ayakan pasir halus.

Gotong royong menyalurkan bata merah untuk pembuatan BPT Sigma 2

Proses pengomposan dilakukan dengan sangat minimalis, hanya 2 layer, disesuaikan dengan bahan kohe yang tersedia. Untuk bahan hijau dan coklatnya, seperti daun-daun hijau, kering, atau jerami, diperoleh dari sekitar kebun Ciawi sendiri. Setelah itu, kegiatan ditutup dengan bergandengan tangan mengelilingi kompos, meniatkan untuk memancarkan kasih murni.

Bergandeng tangan memancarkan kasih murni

Yang paling asyik, sebelum pulang, Gatot membolehkan para kader untuk mengambil tanaman/benih/bibit yang ada di kebun Ciawi sebebas-bebasnya. Dan, di sana ada banyak tanaman herbal palawija, sereh, dan sejenisnya.

Palembang, Sumatera Selatan

Tak kalah dengan wilayah lainnya, meski hanya dua orang, Andreas bersama adiknya Hermawan, juga antusias penuh semangat dalam mempraktikkan pertanian Sigma Farming, di Kebun Banyuasin Palembang. Lokasi praktik adalah kebun milik PT Bumi Nusantara Gemahripah (BNGR) dengan luas sekitar 1,7 Ha. Mereka membuat BPT Sigma 1 dan BPT Sigma 2 pada 5—6 September.

Andreas dan saudaranya mengaplikasikan Sigma Farming di Palembang

Andreas bercerita terkait kendala yang ditemukan saat prosesnya, “Kondisi berpacu dengan cuaca karena daerah Banyuasin hampir tiap hari hujan.”

Selain itu, Andreas juga melakukan pembibitan beberapa tanaman (4/8). Di antaranya, alpukat, mangga, petai, klengkeng, sirsak, jambu, sukun, dan jeruk. Dia menanam di polybag dengan terus berkonsultasi kepada Pak Adolf.

 

Mengwi, Bali

Kebun Surgawi Mengwi, Bali juga mempraktikkan sistem Sigma Farming pada 31 Juli 2022 lalu dari pukul 15.00—19.00 WITA. Mereka mendapatkan kohe segar langsung dari kandang sapi milik tetangga. Sedangkan, tanduk sapi untuk Sigma Farming sebanyak 50 buah dari pengepul tanduk.

Pada pembuatan bola-bola BPT Sigma 2, mereka membuat sekitar tiga layer, dengan ukuran lubang 40x60cm. Dengan bantuan tenaga sembilan orang, seusai pembuatan bola-bola BPT Sigma 2 bersama, mereka bekerja saling bagi tugas untuk efisiensi waktu. Beberapa teman membuat lubang untuk tanam tanduk dan BPT Sigma 2, sedang yang lainnya membuat vortex untuk BPT Sigma 2 dan percik Kebun Surgawi 1 dan 2 sekitar pukul 17.00 WITA.

Kader PIG Bali sedang mempraktikan Vortex

“Saat kami lanjut kegiatan penanaman tanduk dan BPT Sigma 2, kami menemukan sedikit kendala. Ada rumah rayap. Jadi, kami ulang galinya sampai lima kali, baru ketemu tempat yang aman. Sampai malam, baru selesai. Rumah rayap ini biasanya karena adanya bekas pohon besar yang mati dan rapuh,” begitulah pengakuan Eka sebagai ketua wilayah PIG Bali.

Gotong Royong membuat galian untuk BPT Sigma 2 & BPT Sigma 1

Wonogiri, Jawa Tengah

Cerita praktik Sigma Farming kader wilayah Wonogiri, Jawa Tengah, berbeda dengan yang wilayah lainnya. Praktik yang terlaksana pada 28 Agustus lalu, tidak mengalami kendala apapun selama proses, karena lokasinya yang masih asri. Dengan luas lahan sekitar 6000 m2 itu digarap oleh sembilan orang, termasuk dua warga sekitar yang tertarik dengan pertanian Sigma Farming. Dan, pada hari itu juga, mereka membuat BPT Sigma 1, BPT Sigma 2, dan pengomposan.

Pembuatan bola-bola BPT Sigma 2 oleh Kader PIG Wonogiri bersama masyarakat sekitar

Pada proses pembuatan BPT Sigma 1, mereka menanam sebanyak 20 tanduk sapi yang didapatkannya secara online dan mendapatkan ukuran tanduk yang lumayan besar, panjang 29-30 cm dengan rata-rata diameter 7-8 cm. 

“Untuk pembuatan BPT Sigma 2, kami tidak mengalami kendala apa pun. Mulai dari kohe, di sini melimpah karena hampir tiap warga ternak sapi. Dan, untuk serbuk dari cangkang telur sudah tersedia jauh-jauh hari, sebelum adanya pelatihan, karena saya sudah bikin tepung cangkang telur, pasir tersedia, kohe tidak terlalu lembek, jadi untuk membuat bola-bola BPT Sigma 2 sangat mudah dan gampang padat, kohe sudah pulen,” begitulah penjelasan Parjono sebagai koordinator Kebun Surgawi wilayah Jawa Tengah.

Selain pembuatan BPT Sigma 2 dan BPT Sigma 1, mereka juga membuat kompos alami  dan mendapatkan banyak kemudahan di wilayahnya. Banyak daun yang sudah tertimbun beberapa tahun di lahannya sebagai kompos alami, tanpa campur tangan manusia. 

 

Palangka Raya, Kalimantan Tengah

Kevlin Edityo,  seorang kader muda dari Palangkaraya,  juga bersemangat menjadikan lahan milik orang tuanya untuk pengaplikasian Sigma Farming, meski dengan lebih banyak tantangan. Seperti, kohe sapi yang sulit, kondisi cuaca yang hujan terus, dan kesulitan mengendarai mobil pickup masuk ke dalam lahannya. Lelaki usia 24 tahun lulusan fakultas hukum ini patut dapat empat jempol bara semangatnya. Sendiri, kadang bersama ayahnya, ia menggarap lahan dengan luas 2500 m² di Desa Kalampangan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Sebelumnya dia sudah pernah menggarap kebun buah naga. 

Kondisi Lahan di Palangka Raya & Penanaman Tanduk Sapi

Kohe untuk lahannya sekitar 6 sak, yang selanjutnya menjadi bahan bola-bola BPT Sigma 2, dengan modal 6 bungkus sekam bakar dan 100 bata. Sementara, untuk BPT Sigma 1 menggunakan 15 tanduk sapi. Praktik ini terlaksana pada 29-30 September kemarin. Kevlin sempat kaget saat Pak Adolf berkata bahwa tanah di lahannya bagus banget.

“BD-nya aman, nggak ada kendala ngolahnya. BPT Sigma 2-nya baru jadi dua petak. Tapi, ternyata ada salah dalam susunan batanya. Seharusnya posisi bata itu rebahan telentang, tapi di sini tata menyamping (berdiri). Lupa, aku nggak ingat teori posisinya,” cerita Kevlin. Tentu ini akan jadi pekerjaan tambahan bagi Kevlin untuk membongkar BPT Sigma 2-nya. 

Penataan Bata untuk Pembuatan BPT Sigma 2

Itulah pengalaman praktik Sigma Farming dari masing-masing kader PIG di wilayahnya. Banyak tantangan tapi tentu juga potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia, dalam mewujudkan Kebun Surgawi sebagai wahana keberdikarian dan ketahanan pangan diri sendiri dan keluarga.

Sebentar lagi akan ada pelatihan Sigma Farming tahap lanjutan di Cihirup, Kuningan Jawa Barat. Untuk yang tertarik, silakan ikuti terus akun sosial media PIG untuk informasi terkini.