Skip to main content

Masih ingat, aksi penyemprotan 20 ribu liter air larutan ekoenzim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, akhir Agustus lalu? Tasikmalaya terus bergerak. Kader Pusaka Indonesia Jawa Barat, asal Tasikmalaya, Deviani melanjutkan kiprahnya untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi manfaat ekoenzim untuk warga Tasikmalaya.

Di minggu kedua September, 17 September 2023, Deviani bersama Lutfi Daya Avisiana, kader Pusaka Indonesia dari Tasikmalaya juga, menggelar edukasi ekoenzim di kediaman Devi. kegiatan ini diikuti oleh 38 orang, yang berasal dari 7 komunitas. Ketujuh komunitas tersebut, antara lain: Pita pink (komunitas penyintas kanker), komunitas muda mudi Baperan (Barisan Pecinta Rasul & Quran), LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Kelurahan Panglayungan, KWT (Kelompok Wanita Tani) Panglayungan, warga kelurahan Panglayungan, mahasiswa Umtas (Universitas Muhammadiyah Tasik), dan mahasiswa Poltekes Tasikmalaya. 

Di acara ini, mereka langsung praktik membuat ekoenzim dan terkumpul sebanyak 84 liter ekoenzim. Devi tidak menyangka, antusiasme peserta cukup tinggi untuk mempelajari ekoenzim. Selain bisa dimanfaatkan untuk cairan pembersih, sebagian memanfaatkan EE untuk detoksifikasi, dengan cara merendam kaki ke dalam baskom berisi EE yang dilarutkan dengan air hangat. “Ada juga penderita kanker yang bercerita, ampas hasil panen EE bisa mengurangi rasa sakit di bagian tubuh yang sakit,” cerita Devi. 

Aksi besar lainnya adalah keterlibatan Devi di acara World Clean Up Day yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, tanggal 25 September 2023. Bertempat di Danau Situ Gede, Kota Tasikmalaya, selain kegiatan pungut sampah dan bersih-bersih area objek wisata seluas 47 hektar, juga digelar aksi bersama membuat 1.000 liter ekoenzim. Aksi ini sebagai upaya menyelamatkan sebanyak 300 kilogram sampah organik supaya tidak berakhir di TPA. “Setiap harinya kita membuang 315 ton sampah, mudah-mudah acara ini bisa menjadi trigger (pemicu) dalam memperbaiki lingkungan. Tagline acara hari ini adalah Tasikmalaya untuk Indonesia,” ujar Pj Walikota Tasikmalaya, Dr. Cheka Virgowansyah, S.STP., M.E. Acara yang dihadiri oleh 600 orang ini terdiri dari jajaran dinas pejabat kota, perwakilan komunitas pecinta lingkungan, kalangan militer, warga sekitar Situ Gede, dan melibatkan ratusan siswa sekolah tingkat SMP, SMA, dan perguruan tinggi se-Kota Tasikmalaya.

Kegiatan Aksi Bersih Sungai Pusaka Indonesia dan Forum Panglayungan Bersatu Kota Tasikmalaya

Tidak berhenti di sini, Pusaka Indonesia juga berkolaborasi dengan Forum Panglayungan Bersatu, rutin membersihkan sungai Cidukuh dan Cimulu, yang mengaliri Kelurahan Panglayungan, Kota Tasikmalaya. Selain membersihkan sungai dari sampah, dilakukan juga penyemprotan cairan ekoenzim ke udara menggunakan sprayer dan mengocorkan cairan ekoenzim ke sungai. Kegiatan yang sudah berjalan sejak Minggu lalu, tanggal 8 Oktober 2023, melibatkan 25 warga Panglayungan, dan akan berlangsung rutin setiap Minggu, hingga seterusnya.  

“Kegiatan ini ternyata juga membuat warga lebih sadar untuk tidak membuang sampah ke sungai dan ikut menjaga kebersihan sungai,” tutur Devi, yang hingga saat ini sudah membuat 2000 liter ekoenzim dan terus membuat EE setiap harinya.

Devi menyiapkan ekoenzim sebanyak mungkin yang ia mampu, yang rencananya, kata Devi, nantinya hasil panenan ekoenzim ini akan didedikasikan untuk pemulihan lingkungan, masyarakat, untuk memperbaiki kualitas air sungai dan udara di Tasikmalaya.  

Devi bersama Pusaka Indonesia juga terus melakukan sosialisasi ekoenzim ke komunitas warga dan kalangan pendidikan. Ia berharap agar langkahnya bisa diikuti, semakin banyak warga yang teredukasi dan tergerak untuk membuat ekoenzim, agar semakin banyak pihak yang sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan.