Sejumlah anak SD berpakaian adat Bali duduk bersila di halaman sekolah dengan mata terpejam, mendengarkan lantunan audio yang memandu jalannya meditasi yang dipimpin oleh seorang guru di depannya. Mereka adalah siswa-siswi SD Negeri 5 Bedulu, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, yang selepas sembahyang bersama melakukan hening cipta atau meditasi.
Adalah I Gusti Ngurah Agung Kresnanada dan Dewa Gede Agung Ariawan, dua kader Pusaka Indonesia di Gianyar, yang terinspirasi menginisiasi dihidupkannya kembali tradisi Hening Cipta di lingkungan sekolah di Bali.
Membangun Profil Pelajar Pancasila
“Kegiatan kami berawal dari diskusi saya bersama Dewa Gede Agung Ariawan (Degung), sahabat yang juga kader Pusaka Indonesia, pemelajar di Persaudaraan Matahari dan penggiat BADAULU (Bank Daur Ulang Bedulu) di Bedulu – Gianyar, soal arah kebijakan di berbagai lini yang hanya condong pada pembangunan infrastuktur (fisik). Sementara pembangunan sumber daya manusia kurang serius diperhatikan, padahal kita ketahui bersama sumber daya manusia ini adalah potensi yang luar biasa, dan dalam lagu kebangsaan kita dinyatakan “Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya,” kata Ngurah.
Maka menurut Ngurah, yang dibangun semestinya adalah dua aspek utama itu secara berimbang, jiwa dan raganya, bukan hanya mengedepankan pembangunan fisik. “Beranjak dari hal itu entah mengapa hal-hal sefrekuensi muncul satu persatu, seperti siaran podcast Inspirasi Gagasan Ekslusif Setyo Hajar Dewantoro yang membabarkan dengan baik dan gamblang serta menggugah kita, lewat hening cipta kita nyalakan kembali api Pancasila.
Dari Degung yang juga ASN di Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, Ngurah mengetahui bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mencanangkan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dalam Kurikulum Merdeka. “Ini menjadi aha moment untuk kami, karena ini sejalan dengan apa yang disampaikan Guru Setyo Hajar Dewantoro. Ditambah lagi Kurikulum Merdeka memberi ruang aktivitas sekolah ditujukan untuk membentuk Pelajar Berkarakter Pancasila,” kata Ngurah.
Penguatan pemahaman pun didapatkan setelah tayangan podcast Dr. Kun Wardana Abyoto di kanal Youtube Bumi Surgawi yang membahas Loncatan Kuantum Untuk Indonesia, yang menjadikan Ngurah dan Degung semakin yakin bahwa lewat hening cipta yang merupakan napas Pancasila akan menyamakan vibrasi anak bangsa dan bisa memunculkan loncatan kuantum bagi kemajuan bangsa Indonesia, terlebih ketika itu diperkenalkan sejak usia dini, pada masa golden age antara 0 – 7 tahun.
Roadshow Diskusi Pancasila ke Sekolah
Inisiasi kegiatan hening cipta di sekolah ini sudah mulai dikomunikasikan sejak 15 Februari 2023, saat Ngurah dan Degung melakukan roadshow ke 5 sekolah dasar di Desa Bedulu, untuk membagikan edukasi pemilahan sampah di sumber dan praktik pembuatan ekoenzim sebagai salah satu cara pengelolaan sampah organik.
Pendekatan ke pihak sekolah terus dilakukan dengan bersilaturahmi ke 5 Sekolah Dasar di Bedulu, menemui Kepala Sekolah dan Guru, menyampaikan maksud dan tujuan serta meminta waktu untuk bisa sharing dan diskusi terkait dengan P5 dalam Kurikulum Merdeka yang dicanangkan Menteri Pendidikan.
Hasil dari pendekatan yang persuasif dan intensif ini berhasil menggugah kesediaan Kepala Sekolah dan para guru yang hadir untuk turut memperkenalkan dan membudayakan hening cipta di lingkungan sekolahnya. “Kami menawarkan hening cipta dapat dibudayakan setiap hari usai sembahyang bersama di kelas sebelum memulai pelajaran dan di waktu anak-anak mengakhiri pelajaran terakhir sebelum pulang sekolah. Hening cipta bisa dilakukan bersama-sama di halaman sekolah pada saat-saat tertentu. Namun semua itu kami kembalikan ke situasi dan kondisi di sekolah masing-masing,” jelas Ngurah.
Hingga saat ini, 17 Juli 2023 ada 5 sekolah Dasar segugus Bedulu yang terdiri dari 48 guru dan 702 orang murid yang menggunakan audio hening cipta yang dipersiapkan oleh Guru Setyo Hajar Dewantoro. Namun Ngurah dan Degung tidak cukup berhenti di sini, mereka meneruskan roadshow sharing dan diskusi “Pancasila Jalan Spiritual dan Loncatan Kuantum Kebangkitan Indonesia” ke sekolah PAUD dan SMK setempat, sebelum berlanjut ke sekolah-sekolah di desa-desa tetangga Bedulu.
Kiprah Ngurah dan Degung di Gianyar ini adalah kontribusi nyata untuk menyalakan api Pancasila di sanubari anak bangsa. Bila Anda tergerak untuk mengajak lingkungan terdekat Anda berhening cipta, bisa menghubungi kontak Pusaka Indonesia di WA +62 878-8740-9090.