Program Pendampingan SEA (Social Entrepreneur Academy) batch 3 yang diselenggarakan oleh Pusaka Indonesia telah selesai diselenggarakan pada April 2024. Peserta program kali ini diikuti oleh 8 brand dengan 9 kader Pusaka Indonesia yang semuanya berkecimpung di bidang usaha makanan & minuman (food & beverage). Keseluruhan materi pada program ini dikurasi secara spesifik oleh dua orang mentor yang saling berkolaborasi mengajarkan materi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing, yaitu Niniek Pebriany dan Ariyanti Dragona.
Program pendampingan SEA batch 3 ini merupakan program lanjutan dari program batch 1 (2021) dan program batch 2 (2022) yang mendahului. Pada pendampingan pada batch 3 ini, programnya dirancang untuk mengulik dan memperbaiki pondasi usaha para kader, sehingga pendampingan yang diberikan dapat menyokong keberdikarian dan keberlanjutan usahanya. Dengan pertimbangan tersebut, program batch 3 ini menyasar kepada para kader Pusaka Indonesia yang saat ini telah memiliki dan tengah menjalani usaha mikro kecil dengan produk (barang/jasa) yang sudah dipasarkan.
Sebagai awalan, mentor melakukan Asesmen Keberdikarian Awal Usaha Kecil, yaitu mengajak peserta untuk melakukan penilaian mandiri terhadap usahanya yang meliputi 6 kategori, yakni pengembangan produk/usaha, branding sales & marketing, operasional, keuangan akunting & pajak, HRGA (Human Resources, General Accounting) & Legal, serta pengembangan organisasi. Selain itu, peserta juga diberi tugas untuk melihat pertumbuhan usahanya yang terjadi sepanjang 6 bulan program berlangsung, serta mendapatkan area-area yang menjadi poin pengembangan/perbaikan ke depannya.
Dari sisi branding, mentor mengajak semua peserta untuk merenungkan ulang dan merancang tujuan-visi-misi usaha yang selaras dengan tujuan Indonesia Surgawi & Bumi Surgawi dengan cara menggali alasan dan tujuan mendasar dari keberadaan usaha, mengenali masalah yang ingin dipecahkan oleh usaha tersebut, hingga bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Alhasil, para peserta terlihat lebih menjiwai dan bersatu dengan brand usaha mereka. Selain itu, para peserta juga menjadi memiliki kejelasan akan target pasar dan arah pengembangan produk berikutnya.
Dari sisi operasional, para peserta diajak untuk benar-benar menggali dan menetapkan berbagai hal untuk menjamin mutu kualitas produk. Dimulai dari membuat, melengkapi, dan memastikan kembali resep serta proses produksi, hingga pembuatan dan pemantapan beragam standar dalam produksi demi menjaga kualitas, higienitas, ketahanan produk, serta keamanan kerja. Peserta juga diminta untuk memeriksa kembali standar-standar yang saat ini telah ada, serta melengkapi dan memperbaiki berbagai hal terkait agar dapat mencapai standar mutu tertentu. Selain dari sisi produksi, peserta juga diajak untuk memperbaiki sisi penyimpanan produk.
Sisi lain yang tidak kalah penting adalah keuangan. Peserta diperkenalkan dan diajak untuk menelisik HPP (Harga Pokok Penjualan) setiap produk yang diproduksi, kemudian menghitung kembali HPP serta harga jual setiap produk, sehingga mereka dapat menjual produk di harga yang pantas – tidak di bawah biaya produksi – namun tetap dapat bersaing dengan produk sejenis di pasar.
Selain tiga area besar di atas, para mentor juga mengajak peserta untuk mengenali sisi legalitas dari sebuah usaha yang diperlukan, mulai dari bentuk badan usaha, perizinan, hingga Hak Kekayaan Intelektual, serta proses alur administrasi keluar masuknya barang dan uang. Selain itu, mereka juga diajarkan cara membuat dokumen dan administrasi yang lengkap agar tidak terjadi kebocoran dalam menjalani usaha.
Di penghujung program, hasil penilaian dari kedua mentor menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan bagi para peserta di seluruh kategori. Ada juga hasil penilaian yang mengalami penurunan skor yang terjadi karena peserta melakukan penilaian dengan lebih objektif dan tepat sasaran sesuai dengan materi pembelajaran yang diterimanya.
Ariyanti Dragona
Manager Program dan Mentor SEA Pusaka Indonesia