Skip to main content

Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah (PIG) wilayah DKI-Banten Hari Minggu, 20 November 2022, lalu berkumpul di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan untuk  menyelenggarakan kegiatan story telling serta juga belajar menari daerah.  Kegiatan ini dihadiri 50 orang lebih para kader PIG DKI-Banten dan sekitarnya, orang tua dan anak-anak. 

Mengenalkan Rasa Syukur Kepada Anak Sejak Dini Melalui Media Cerita

Kegiatan story telling dipimpin oleh Anastasia Indria, sebagai pemandu alur cerita story telling. Dengan pembawaan narasi cerita yang ringan dan spontan, perempuan yang juga akrab dipanggil sebagai Anas ini berhasil menggugah perhatian para peserta untuk mengikuti tiap alur cerita dan terhibur dalam tawa melalui candaan yang dilontarkan di sela-sela narasi. Cerita yang dibawakan Anas mengupas tentang kehidupan gadis kecil yang baru saja pindah ke kota yang jauh dan sedang membiasakan diri dengan kehidupan baru nya, dimana kerap dijumpai anak-anak sebayanya yang tidak mempunyai ciri khas warna kulit, rambut, serta bentuk wajah yang mirip seperti dirinya.  

Kegiatan Story Telling bersama Anastasia Indria, kader PIG DKI Jakarta-Banten

Dengan perpaduan musik dan koreografi, para peserta terlihat berantusias saat digiring oleh sang pembawa cerita untuk ikut menggerakan tubuhnya dan bernyanyi lagu-lagu anak, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari story telling. Para orang tua pun tidak mau kalah dan ikut meramaikan suasana dengan menyoraki anak-anaknya dengan riang. Di sesi lagu terakhir, para peserta dipersilahkan untuk duduk mengistirahatkan kaki dan menyanyikan lagu “Disini Senang, Disana Senang” sembari mengucapkan syukur kepada organ tubuh yang senantiasa hadir menopang diri agar dapat melaksanakan kegiatan mengasyikan pada hari itu. 

Puncak dari cerita yang dibawakan para Kader PIG DKI Jakarta-Banten tersebut mengajak para peserta untuk memahami lebih utuh tentang penerimaan serta kasih sayang terhadap diri sendiri, sebagai salah satu bentuk dari rasa bersyukur terhadap kehidupan. Dengan memetik pembelajaran dari cerita ini, anak-anak diharapkan dapat mulai mempraktikannya sesering mungkin dalam keseharian kehidupan masing-masing.

Meditasi Gerak dengan Irama Lagu Daerah

Setelah kegiatan story telling diakhiri dan menyantap hidangan sarapan, para peserta kegiatan bergegas mengambil selendang dan duduk berbaris untuk mengikuti kegiatan tarian daerah yang dibina oleh Marie Yosse Widi Hapsari. Kegiatan menari daerah kali ini diisi dengan tarian Dindin Badinding yang berasal dari Sumatera Barat. Marie, atau yang kerap disebut juga sebagai Sari, mengajak para peserta untuk melatih koordinasi gerak tubuh agar tercipta gerakan yang sinkron dan harmoni, yang hanya dapat dilahirkan dari kolaborasi dan semangat antar peserta kegiatan. 

Sari Memberikan Arahan Koreografi Kepada Para Peserta

Sari Memberikan Arahan Koreografi Kepada Para PesertaDisamping melatih kekompakan dari gerakan, peserta juga diharapkan untuk menikmati kehangatan dalam kebersamaan. Salah satu gerakan tarian tersebut melibatkan para peserta untuk saling menengok dan bersapa ria kepada teman sebelah di satu barisannya. Sari menjelaskan bahwa salah satu tujuan dari gerakan tarian Dindin Badinding tersebut untuk lebih mengakrabkan para peserta satu sama lain. Selain itu, para peserta juga diingatkan untuk senantiasa menikmati setiap tarikan dan hembusan nafas di setiap gerakan tarian yang dilakukan bersama. 

Sari Membina Koreografi Tari Dindin Badinding

Keseruan ini dirasakan peserta, termasuk Ana Fourina yang senang karena ada kegiatan positif untuk anak-anak. “Mereka senang bisa bertemu dengan teman-temannya sambil belajar menari dan mendengarkan cerita. Di jaman sekarang, anak-anak kebanyakan senangnya main handphone. Dan enaknya juga, di PIG anak-anaknya ngga nge-bully karena salah satu anak saya ada yang ADHD (Attention-deficit hyperactivity disorder). Untuk saya sendiri, saya suka sekali dengan kegiatannya. Selain menari menggerakan semua tubuh seperti olah raga, kita juga dapat menjaga kelestarian budaya kita lewat tarian daerah. Saya suka sekali” ujar Ana yang juga Kader PIG DKI-Banten.

Gita Anggi Alisa sebagai Ketua PIG DKI Jakarta-Banten memberikan kata penutup acara

Tujuan kegiatan ini sendiri memang dirancang dengan agar menjadi wahanan berlatih praktik keheningan dan mengajarkan nilai-nilai spiritual yang mendasar seperti rasa syukur. “Story Telling sebagai wahana untuk mengajarkan bersyukur sejak dini, melalui cerita tentang menerima perbedaan fisik. Alur dan media story telling dibuat sendiri oleh para Kader PIG DKI-Banten. Lebih lanjut, para Kader PIG belajar menari daerah guna melestarikan budaya bangsa Indonesia dan latihan hening sambil bergerak (dynamic meditation),” ungkap Gita Anggi Alisa, Ketua PIG Wilayah DKI-Banten, saat ditanya terkait tujuan dari kegiatan PIG DKI-Banten tersebut.

Foto Bersama Kader PIG DKI Jakarta-Banten

Kegiatan tersebut diakhiri dengan sesi foto bersama di bawah pohon yang rindang. Para peserta berpose dengan santai dan gembira sambil mengenakan senyum terbaiknya di depan kamera. Bagi peserta yang belum ingin pulang, maka dipersilahkan untuk melanjutkan piknik di taman maupun menikmati berbagai macam dan ragam fasilitas yang disediakan di Taman Margasatwa Ragunan.