Skip to main content

Bahannya dari limbah namun bisa menjadi solusi dan memberi manfaat multifungsi, itulah ekoenzim (EE). Dalam pertanian, ekoenzim berperan menyuburkan tanah, pupuk pemberi nutrisi tanaman sekaligus pestisida nabati. Dalam proses fermentasinya, gas O3 (ozon) yang dihasilkan sangat dibutuhkan atmosfer bumi. Ekoenzim juga bisa digunakan sebagai cairan pembersih, untuk peralatan dapur, lantai, toilet, maupun pakaian. Berguna juga untuk pencuci rambut dan sabun mandi, filter udara, menjernihkan air, dan banyak lagi manfaat lain yang bisa dieksplorasi dari ekoenzim.

Bahannya yang mudah didapat dan cara pembuatan yang sederhana, membuat para kader Pusaka Indonesia dari berbagai daerah bersemangat untuk menyosialisasikan pembuatan ekoenzim di skala rumah tangga. Karya nyata untuk mengajak masyarakat sekitar turut melestarikan bumi, salah satunya dilakukan dengan menggelar program edukasi pembuatan ekoenzim. Selama bulan Mei 2023, setidaknya ada dua edukasi yang telah dilakukan kader Pusaka Indonesia.

Yogyakarta

Pelatihan Pembuatan EE di Sleman, Yogyakarta

Di Sleman, Yogyakarta pelatihan ekoenzim diselenggarakan oleh kader Pusaka Indonesia Gemahripah Yogyakarta pada 19 Mei 2023 lalu, di lingkungan Paroki Mlati Sleman. Hadir lebih dari 30 peserta, berikut tuan rumah Ketua Wilayah Pusaka Indonesia Gemahripah Yogyakarta Probo dan Vindry, juga rekan-rekan kader lainnya dan penggiat di Omah Gemah Ripah (OGR) Yogyakarta.

Bahan-bahan organik didapatkan dari warung sayuran dan buah, juga warung jus buah. Bahan-bahan tersebut didapat dengan mudah karena Tutik Wijayanti, kader Pusaka Indonesia Yogyakarta berjualan soto di pasar, sehingga bahan-bahan ekoenzim ini didapat dari gratis dari para pedagang pasar. Modal yang perlu dikeluarkan hanya untuk membeli gula aren sebagai bahan fermentasi. Sedangkan, wadah fermentasi bisa memanfaatkan toples atau ember yang sudah ada. Bisa juga dibeli dari pedagang barang bekas, sehingga biaya yang dikeluarkan bisa ditekan minimal.

Respons warga yang menyimak proses pembuatan ekoenzim juga sangat antusias, “Wah, ternyata mudah dan murah, ya, bikinnya,” kata mereka. Tak hanya itu, mereka juga ternyata langsung praktik ilmu baru tersebut, dengan membuat ekoenzim di rumah masing-masing, dan ada yang berkonsultasi langsung untuk bertanya hal-hal teknis pembuatannya.

DKI-Banten dan Jawa Barat

Selang sehari, Kader Pusaka Indonesia dari DKI-Banten dan Jawa Barat pada 20 Mei 2023 lalu juga mengadakan pelatihan pembuatan

Sosialisasi Pembuatan EE oleh Kader Pusaka Indonesia DKI-Banten dan Jawa Barat

ekoenzim di Desa Medang Asem, Rengasdengklok, Jawa Barat. Kegiatan ini diinisiasi oleh Mulyana Yusup atau biasa disapa Pak Mul, Kader Pusaka Indonesia yang tinggal di Desa Medang Asem. Pak Mul tergerak minta diajarkan membuat ekoenzim, setelah melihat posting-an Gerakan #bersamajernihkansungai yang dilakukan rekan-rekan Pusaka Indonesia yang mengucurkan ekoenzim untuk memulihkan air di sungai dan got yang tercemar. Ada sembilan kader Pusaka Indonesia yang hadir, berikut Pak Mul sebagai tuan rumah, beberapa anggota keluarga, dan tetangga dekat Pak Mul yang turut belajar membuat ekoenzim ini.

Bahan-bahan organik seperti sisa buah dan sayur, serta gula merah tebu, disiapkan oleh para kader Pusaka Indonesia, berikut peralatan seperti timbangan dan wadah bermulut lebar dan bertutup rapat.

Di Desa Medang Asem ini, banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta pelatihan, mengisyaratkan adanya kepedulian mereka akan kerusakan kualitas air yang menyebabkan turunnya produksi udang alami di tambak, akibat semakin banyaknya pabrik.

Dari pelaksanaan pelatihan ekoenzim di kedua daerah ini, ternyata animo warga cukup baik. Mereka tertarik karena proses pembuatan yang mudah dan murah, namun memberi manfaat banyak. Ekoenzim hasil buatan pelatihan akan siap dipanen dalam waktu tiga bulan mendatang. Saatnya daerah-daerah lain juga menyusul, dan bergerak bersama menyosialisasikan ekoenzim sebagai sarana memulihkan tanah dan air.