Mengapa saya terus semangat mengikuti kelas di Akademi Herbal Nusantara (AHN) batch kedua?
Karena saya ingin kembali menggunakan herbal untuk kesehatan keluarga saya. Sebelum saya berbagi manfaat ini dengan orang lain, tentu saya harus belajar langsung dari ahlinya dan itulah yang saya temukan di AHN.
Kelas di batch kedua ini tidak kalah seru dari batch pertama. Materinya berkesinambungan. Belajar tentang herbal first aid tidak hanya berhenti di situ. Kali ini, kami mempelajari tentang Rumput Liar Berkhasiat Obat. Saat mengikuti sesi Zoom, dr. Prapti Utami, M.Si, memberikan penjelasan yang sangat menarik. Dengan gambar-gambar dan informasi lengkap, ia memaparkan bagian tanaman yang digunakan, senyawa kimianya, indikasi medis, hingga kontraindikasinya. Tidak hanya itu, dr. Prapti juga menjelaskan cara yang tepat untuk memanfaatkan rumput liar misalnya, jika menggunakan rumput segar, air rebusannya harus mendidih dulu sebelum rumput dimasukkan.
Salah satu hal yang mengejutkan bagi saya adalah mengetahui bahwa beberapa rumput liar yang sering dianggap tidak berguna ternyata memiliki khasiat antitumor. Rumput-rumput seperti daun sendok, meniran, pegagan, rumput mutiara, hingga sambiloto memiliki potensi yang luar biasa. Ternyata, banyak sekali “harta karun” tanaman liar yang ada di sekitar kita, dan sebelumnya saya tidak pernah menduga hal itu.
Lalu datanglah tantangan: kami diberi PR untuk mengidentifikasi rumput liar di sekitar rumah. Tugas ini mengharuskan kami memfoto tanaman liar yang ditemukan, lalu mencari tahu namanya. Kedengarannya mudah, bukan? Tapi ternyata, bentuk daun yang mirip-mirip membuat tugas ini cukup menantang.
Ternyata, saya berhasil menemukan Sirih Cina di sekitar teras tetangga. Setelah dicocokkan dengan materi dari dr. Prapti, ternyata benar, ini dia rumput yang saya cari. Tapi tugas belum selesai. Masih ada satu tanaman lagi yang harus dicari, dan akhirnya saya menemukan rumput mutiara yang tumbuh di depan rumah, dan setelah mengecek kembali, dan ternyata benar, itu rumput mutiara.
Selain identifikasi, kami juga diajak untuk mempraktikkan pembuatan ramuan herbal yang mengkombinasikan bahan dari batch 1 dan batch 2. Saya memutuskan membuat ramuan kunyit asam dengan tambahan daun sirih cina. Hasilnya? Rasa segar dan menenangkan, meskipun Sirih Cina tidak terlalu menonjol rasanya.
Sejak mengikuti kelas ini, saya semakin sadar bahwa di sekitar kita banyak sekali tanaman herbal yang memiliki manfaat luar biasa..
Membuat Jamu Kombinasi: Ramuan Batch 1 dan 2
Selain belajar identifikasi tanaman liar, di AHN kami juga praktik membuat jamu dengan bahan kombinasi dari kelas Batch 1 dan 2. Ramuan ini bertujuan untuk meningkatkan imunitas sekaligus membersihkan parasit atau cacing yang tidak terlihat.
Racik berdaskan 3J – 1C (Jenis dan Jumlah Bahan, Jadwal Minum, dan Cara Mengolah)
Bahan-bahan:
- Daun Sirih Cina – 2 batang kecil
- Kunyit – 3 jari
- Batang Sereh – 2 batang
- Asam – sejumput
- Air – 400 ml
- Gula Aren – 1 sdm
Jadwal Minum:
Minum dua kali sehari, pagi dan malam.
Cara Mengolah:
- Cuci semua bahan, kupas kunyit dan iris, geprek batang sereh.
- Rebus air hingga mendidih, kemudian kecilkan api.
- Masukkan kunyit, sereh, dan asam, rebus selama 15 menit dengan api kecil.
- Masukkan daun sirih cina, lanjutkan merebus selama 5 menit, lalu matikan api dan saring.
- Tuang air rebusan ke dalam gelas, tambahkan gula aren saat air hangat, dan ramuan siap disajikan.
Bahan 5P Alaminya:
- Pemanis: Gula aren
- Pengawet: –
- Pewarna: Gula aren
- Penyedap rasa: Batang sereh
- Pangan bebas pestisida: Semua bahan dibeli di pasar, kecuali Sirih Cina yang diambil dari halaman rumah.

Hasil ramuan herbal Kunyit Asam dan Sirih Cina
Rasanya tidak jauh berbeda dengan kunyit asam biasa, namun tetap segar dan menyenangkan.
Terima kasih, Akademi Herbal Nusantara, atas pembelajaran yang berharga. Mari hidup sehat dengan memanfaatkan kekayaan alam sekitar kita!
Christin Winata
Peserta kelas Akademi Herbal Nusantara