Skip to main content

Salah satu misi Pusaka Indonesia adalah membangun ketahanan pangan, yang dimulai dengan mengenalkan sorgum sebagai salah satu alternatif bahan pangan pengganti beras. Tak hanya mulai menanam sorgum di Kebun Surgawi yang tersebar di berbagai daerah, Akademi Kuliner Nusantara Pusaka Indonesia juga mulai mengulik beragam racikan makanan lezat berbasis sorgum.

Untuk misi inilah Sabtu 24 Agustus 2024 lalu, di kediaman keluarga Ibu Ine Redjamat Kader Pusaka Indonesia di Bogor Jawa Barat, diselenggarakan  Workshop Memasak Sorgum, yang merupakan kolaborasi Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan melalui Sigma Farming Academy dan Bidang Seni Budaya. Hadir Chef Nanang Sharna untuk berbagi resep dan cara memasak sorgum yang nikmat dan sehat.

Workshop ini diikuti oleh sekitar 30 kader Pusaka Indonesia dari berbagai daerah, seperti Wonogiri Jawa Tengah, Yogyakarta, dan termasuk saya yang datang secara khusus dari Tabanan Bali. Untuk yang berhalangan hadir langsung, workshop ini ditayangkan langsung Live Instagram @pusakaindonesiagemahripah. Ada tiga menu berbasis sorgum, yakni Ikan Pari Bumbu Kuning, Nasi Bakar Ikan Cakalang, dan Cendol Sorgum, yang diperkenalkan oleh Chef Nanang, kemudian diikuti proses pembuatannya secara langsung oleh tiga grup kader yang bekerja secara berkelompok.

Ikan Pari Bumbu Kuning dibuat dengan campuran berbagai bumbu rempah yang kuat rasanya untuk mengimbangi sorgum yang hambar. Untuk menu nasi bakar ikan cakalang, sorgum dimasukkan ke dalam penanak nasi, diberi 3 batang serai, 4 helai daun jeruk, dan rempah-rempah. Nasi sorgum inilah yang dijadikan nasi bakar, dengan bagian tengah nasi bakar diisi Ikan Cakalang yang sudah diolah. 

Terakhir, Tim Cendol beraksi, dengan membuat cendol dari tepung sorgum. Terlihat simpel membuatnya, tapi membentuk menjadi adonan cendol itu ternyata lumayan susah. Kemudian disajikan dengan santan, nangka, gula merah, dan es batu. Cocok diminum di siang hari yang panas. 

Saya sendiri tidak ikut masak, tapi punya tugas untuk plating, membuat hiasan pada saat makanan dihidangkan. Tantangan saya di sini, yaitu memakai bahan yang ada saat itu. Saya memakai daun pandan, daun pepaya, dan mengambil bunga-bunga di halaman.

Mengapa Sorgum?

Dari panganku.org, disebutkan bahwa sorgum bagus karena tidak mengandung gluten, kandungan gulanya juga rendah dan  lebih mengenyangkan. Oleh sebab itu, sorgum sebagai sumber karbohidrat yang bebas dari gluten, menjadikan pangan utama bagi orang orang yang memiliki sensitivitas terhadap gluten atau bagi mereka yang memilih diet gluten free. Sorgum memiliki berbagai manfaat kesehatan yang menjadikannya pilihan bijak untuk dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehari-hari.

Selain manfaat kesehatan, dari segi penanaman sorgum memerlukan lebih sedikit air dibandingkan dengan tanaman biji-bijian lainnya, seperti jagung atau gandum, sehingga lebih mudah dirawat. Selain itu, keunggulan sorgum adalah bisa hidup di dataran tinggi maupun rendah, juga bisa hidup di lahan kering, bisa panen beberapa kali, bisa ditanam dari batang maupun bijinya, dan tanamannya kuat dan lebih tahan hama.

Membuat Kompos Limbah Memasak

Di penghujung acara, ada demo pembuatan kompos dari limbah dapur rumah tangga, yang dipimpin oleh Tim Akademi Bumi Lestari; Sari Marieyosse dan Migan Zulmi. Sampah-sampah bekas masak tadi, seperti potongan daun, batang serai, kulit, semua bumbu  dijadikan satu untuk dibuat kompos. Sebelumnya, Migan sudah membuat cairan vortex Bakteri Pemulih Tanah (BPT) Sigma 1 dan 2 untuk dipercik ke sampah limbah dapur. Sampah dimasukkan ke tas kompos yang di bawahnya sudah diberi daun-daun kering, kemudian limbah masakan, dipercik vortex dan tumpuk lagi dengan daun kering (sampah coklat), kemudian percik lagi. Jika tidak punya tas khusus kompos bisa menggunakan karung. Jika sampah makanan matang lebih banyak daripada sampah mentah, maka daun keringnya harus ditambahkan lebih banyak. Tujuannya untuk meminimalisir bau dari proses pengomposan.

Akhirnya, selesai sudah acara workshop ini, semua yang hadir diperbolehkan membawa makanan hasil praktik memasak. Berkah sekali semua pulang bawa oleh-oleh. Dalam perjalanan pulang ke Bali saya sudah tidak sabar mau praktik memasak dari tepung sorgum dan nasi sorgum dan menanam sorgum di KS 62 milik keluarga saya di Tabanan. 

 

Sumber: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kaltim/baca-artikel/17022/Sorgum-Sumber-Kesehatan-yang-Terlupakan.html 

 

Putu Saraswati

Kader Pusaka Indonesia Wilayah Bali