Skip to main content

Selain dikenal sebagai Kota Hujan karena memiliki curah hujan yang tinggi, Bogor juga populer dengan kulinernya. Ia menawarkan varian kuliner yang bercita rasa unik, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Kali ini penulis berkesempatan untuk mencicipi varian soto dan asinan. Meskipun soto telah dikenal luas hampir di seluruh pelosok Nusantara, namun soto Bogor tetap saja mempunyai keunikan dan rasa yang khas dan tak lekang oleh waktu. 

Soto Kuning

Soto Kuning disajikan dengan kuah kaldu santan yang cukup kental dan rempah yang kuat sehingga terasa sekali gurihnya menggoyang lidah. Rempah-rempah yang digunakan tak hanya daun salam dan sereh saja, tapi juga kemiri, kayu manis, bunga lawang, merica dan ketumbar. Tak hanya menambah kelezatan dan aroma wangi kuah, tapi rempah-rempah ini juga mempunyai khasiat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh, di antaranya mengurangi kolesterol, meningkatkan antioksidan, menjaga kekebalan tubuh dan menjaga sistem pencernaan. 

Yang tak kalah menggoda adalah isiannya. Isian soto kuning direbus terlebih dahulu sebelum diberi bumbu, sehingga rasanya lebih gurih dan tidak alot. Isian ini bervariasi, mulai dari daging, paru, kikil, tulang muda, paru, iso, babat, limpa, lidah, dan otak. Selain itu, jeroan yang ditawarkan pun sangat lengkap, sehingga mampu memanjakan lidah penggemar jeroan. Soto Kuning ini disajikan lengkap dengan jeruk limau, sambal, dan acar. Lebih mantap lagi jika ditambahkan sedikit kecap manis dan ditemani emping goreng.

Soto Mie

Konon, Soto Mie berasal dari perpaduan pengaruh budaya Tionghoa dan Melayu. Pada awalnya, Soto Mie ini merupakan makanan yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan dan orang kaya di Bogor pada masa kolonial Belanda. Namun seiring dengan bergulirnya waktu, bahan-bahan Soto Mie diadaptasi sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Berbeda dengan kuah Soto Kuning yang menggunakan santan, kuah Soto Mie berwarna bening dan rasanya lebih ringan dan segar.

Kuliner ini disajikan lengkap dengan kondimen mie kuning, bihun, risol goreng, irisan daging, kikil, tomat, dan kol. Rempah-rempah yang digunakan terdiri dari kunyit, ketumbar, jahe, dan bawang putih. Selain itu, Soto Mie juga dilengkapi dengan bawang goreng serta irisan jeruk nipis yang memberikan sensasi rasa yang unik dan segar.

Asinan Sayur, Buah, dan Jagung

Asinan Bogor sumber: IG @ndorokalis

Sama halnya dengan Soto Mie yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, Asinan Bogor konon juga diperkenalkan oleh para pedagang Tionghoa. Nama asinan itu sendiri diambil dari proses pembuatannya, yaitu dengan cara mengasinkan atau mengacarkan kuah dalam buah atau sayur untuk membuat hidangan yang lebih awet dan tahan lama.

Asinan Bogor dapat dibagi menjadi tiga varian, antara lain asinan buah, asinan sayur, dan asinan jagung, meskipun menggunakan kuah cuka asam bercita rasa segar yang sama.  Rasa segar itu berasal dari bahan pembuatannya yakni cuka, air asam, gula, cabai rawit, dan bawang merah yang direbus hingga mendidih lalu didinginkan.

Jenis buah yang menjadi bahan pembuatan asinan biasanya buah-buahan tropis, seperti bengkuang, salak, jambu, mangga, timun, dan nanas. Asinan Sayur terdiri dari sawi asin, taoge, tahu putih, lokio, dan dilengkapi kerupuk kuning. Sedangkan Asinan Jagung cukup sederhana, hanya menggunakan jagung bakar, timun dan kerupuk.

Semua jenis kuliner di atas dapat ditemukan dan dinikmati di Pasar Surya Kencana, dengan alamat  Suryakencana St, RT.03/RW.07, Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16123, dengan jam buka antara pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.

 

Irma Rachmi

Kader Pusaka Indonesia Wilayah DKI – Banten