Tak bisa dipungkiri, di balik megahnya gedung-gedung perkotaan dan padatnya lalu lintas kendaraan bermotor, terutama di kota besar, terdapat konsekuensi logis: semakin sedikit ruang terbuka hijau dan meningkatnya pencemaran udara. Kesibukan masyarakat pun membuat kegiatan berkebun atau menanam pohon menjadi semakin jarang dilakukan. Menyikapi hal ini, Denny Riswana, PIC Riset Akademi Bumi Lestari Pusaka Indonesia, membagikan langkah-langkah sederhana untuk menjaga kelestarian alam dan pasokan oksigen dalam wawancara bersama Green Radio di RRI Pro 1 Jakarta, April 2025 lalu.
Mengapa Oksigen Itu Penting?
Oksigen adalah gas vital yang dibutuhkan dalam proses respirasi—yakni saat tubuh mengambil oksigen (O₂) dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida (CO₂). Oksigen digunakan oleh sel-sel tubuh dalam metabolisme untuk menghasilkan energi guna menunjang kehidupan. Secara alami, oksigen dihasilkan melalui fotosintesis, ketika tumbuhan menyerap karbon dioksida dan air, lalu dengan bantuan cahaya matahari mengubahnya menjadi gula (karbohidrat) dan oksigen.
Bagaimana jika makhluk hidup kekurangan oksigen? Kekurangan oksigen, atau yang dikenal sebagai hipoksia, dapat menimbulkan gangguan kesehatan mulai dari sesak napas hingga kerusakan otak dan bahkan kematian. Hipoksia bisa disebabkan oleh penyakit bawaan seperti kelainan jantung, gangguan paru-paru seperti asma, pneumonia, dan bronkitis, atau oleh kondisi lingkungan seperti dataran tinggi dan polusi udara.
Polusi udara menjadi masalah serius bagi penduduk perkotaan. Polusi udara di kota berasal dari berbagai sumber, antara lain: emisi kendaraan bermotor (karbon monoksida), pabrik dan konstruksi (sulfur dioksida dan debu), pembangkit listrik berbahan batu bara (jelaga dan gas buang), pembakaran sampah terbuka, penggunaan pupuk dan pestisida (ammonia).
Dampaknya? Sangat membahayakan kesehatan: dari infeksi saluran napas, penyakit paru-paru kronis, jantung, stroke, hingga peningkatan risiko kanker. Selain itu, kualitas udara memburuk, oksigen berkurang, iklim berubah, dan ekosistem rusak.
Apa yang Bisa Dilakukan Warga Kota?

Merawat tanaman di Kebun Surgawi (KS) 33 Bali
Banyak cara bagi warga kota untuk menyumbang oksigen yang sangat penting bagi kehidupan. Denny menjelaskan, beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni, dengan menanam pohon. Pohon membantu menyerap karbon dioksida, mengurangi efek rumah kaca, menjaga keanekaragaman hayati, mencegah erosi, meningkatkan kualitas air, dan menurunkan suhu udara. Beberapa jenis tanaman yang baik untuk menghasilkan oksigen, kata Denny, misalnya, pohon besar seperti pohon beringin. Proses vegetasi pohon ini panjang dan tunas terus-menerus. Selain beringin, pohon bambu bisa jadi pilihan. Pohon jenis ini kuat mencegah erosi dan memperbaiki kualitas air.
Bagi warga kota yang tidak memiliki halaman luas, masih banyak solusi kreatif untuk tetap bisa menanam dan berkontribusi dalam menjaga ketersediaan oksigen. Denny Riswana, menyarankan beberapa metode praktis yang dapat diterapkan di lahan terbatas. Salah satunya adalah metode tabulampot atau tanaman buah dalam pot. Metode ini menggunakan media tanam berupa campuran tanah, kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Untuk hasil maksimal, disarankan menggunakan pot berbahan tanah liat karena mampu menjaga kelembaban tanah secara optimal.
Alternatif lainnya adalah vertical garden, yaitu menanam tanaman secara vertikal di dinding atau permukaan lainnya. Vertical garden dapat dikreasikan dalam berbagai bentuk seperti living wall, pocket garden, pallet garden, atau hanging basket. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan tanaman mendapat cukup sinar matahari dan terlindung dari angin kencang.
Baca juga: Menyulap Pekarangan Rumah Menjadi Kebun Surgawi
Anda juga bisa mencoba sistem aquaponik, yaitu menanam tanaman air seperti eceng gondok sambil memelihara ikan. Sistem ini tidak hanya menghemat ruang, tetapi juga saling menguntungkan antara tanaman dan ikan. Selain itu, sudut-sudut rumah juga bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis bunga, sayuran, rempah-rempah, atau buah dalam pot, sehingga rumah menjadi lebih hijau dan segar.
Bagi yang ingin mempercantik bagian dalam rumah sekaligus menyumbang oksigen, tanaman dalam ruangan seperti lidah mertua, lidah buaya, sirih gading, dan bambu hoki adalah pilihan ideal. Jenis-jenis tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari dan perawatannya relatif mudah karena tidak perlu sering disiram. Dengan langkah-langkah sederhana ini, siapa pun bisa turut berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat, meski tinggal di tengah kota.
Bagi Anda yang terlalu sibuk atau tidak memiliki lahan untuk berkebun, masih ada banyak cara untuk turut berkontribusi dalam menjaga pasokan oksigen dan kelestarian lingkungan. Salah satunya adalah dengan mendukung teknologi ramah lingkungan, seperti pengembangan energi terbarukan atau inovasi yang mampu mengurangi emisi karbon. Penggunaan teknologi ini berperan besar dalam menekan pencemaran udara sekaligus menjaga kualitas udara yang kita hirup sehari-hari.
Selain itu, Anda juga bisa memberikan dukungan dalam bentuk finansial kepada komunitas atau organisasi yang peduli terhadap isu lingkungan. Bantuan dana tersebut dapat digunakan untuk membiayai berbagai program penting seperti reboisasi atau penanaman kembali pohon, edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan, serta pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Cara lainnya adalah dengan turut mendukung upaya pelestarian hutan, pengurangan polusi udara, serta pelestarian ruang terbuka hijau di kota-kota. Meskipun tidak terlibat langsung di lapangan, kontribusi Anda tetap sangat berarti dalam menjaga Bumi tetap layak huni bagi generasi sekarang dan yang akan datang.
Agustine Rudiartana
Kader Pusaka Indonesia