Skip to main content

Pusaka Indonesia Jawa Barat kembali hadir mendampingi kegiatan pemberdayaan masyarakat, kali ini melalui kolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Pada Jumat, 7 November 2025, kedua pihak melaksanakan kegiatan Bakti Sosial di Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Dalam kegiatan ini, Pusaka Indonesia berperan mengedukasi warga setempat tentang keberlanjutan lingkungan, khususnya terkait pengenalan eco enzyme, pengolahan sampah organik menjadi kompos, serta pemanfaatan kotoran hewan (kohe) untuk mendukung kesehatan tanah dan lahan pertanian warga.

Desa Kiarapandak merupakan salah satu kawasan terdampak banjir dan longsor besar pada awal tahun 2020. Bencana tersebut mengisolasi empat kampung—Hegarmanah, Nyomplong, Pasir Waluh, dan Sukamanah—yang mengalami kerusakan cukup parah. Kini, desa ini dihuni mayoritas pendatang dari desa-desa sekitar sebagai wilayah relokasi dan pemulihan. Sebagian besar warga menggantungkan hidup dari kegiatan bertani dan berladang, serta bekerja di kebun sawit. Lokasinya dapat ditempuh  sekitar 1,5 jam perjalanan dari Kota Bogor.

Baca juga: Menginspirasi Generasi Cinta Lingkungan Melalui Praktik Eco Enzyme di SMK Kencana Bandung

Selain kegiatan bersama Pusaka Indonesia Jawa Barat, FIB UI telah melaksanakan rangkaian kegiatan bakti sosial terdiri dari pengajaran di sekolah, mengajar anak-anak, edukasi pengolahan sampah, serta pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga desa. Menurut Jasmine Azzahra, salah satu panitia baksos, warga setempat punya kebiasaan membakar sampah, baik sampah plastik maupun sampah organik. Hal ini terkait juga dengan keluhan kesehatan yang banyak diderita warga di sini, yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA). 

Para peserta sedang praktik membuat eco enzyme

Dalam sesi edukasi, Pusaka Indonesia diwakili oleh 5 orang kader dari Jawa Barat, yakni  Nyoman Suwartha, Kadek, Mila Setiarini, Agus Haryono, dan Ficky Yusrini. Sesi edukasi eco enzyme disampaikan oleh Mila Setiarini dan Agus Haryono. Kegiatan ini juga diikuti sekitar 30-an mahasiswa FIB UI yang merupakan panitia bakti sosial. Lebih dari 30 warga, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti pelatihan eco enzyme dan pengolahan sampah organik menjadi kompos. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing diminta membuat eco enzyme secara mandiri menggunakan bahan sederhana berupa limbah buah, gula merah, dan air. 

Namun menariknya, ketika mencari limbah buah, ditemukan bahwa limbah buah di pasar dan rumah tangga sangat sedikit. Hal ini terjadi karena minimnya pohon buah di daerah tersebut, sehingga hasil dan sisa buah tidak banyak ditemukan. Limbah buah yang berhasil dikumpulkan berupa semangka, alpukat, dan salak berasal dari penjual buah sekitar lokasi. 

Baca juga: Menumbuhkan Semangat Peduli Lingkungan di SMAN 36 Jakarta melalui Pembuatan Eco Enzyme

Pelatihan ini juga membuka diskusi yang lebih luas bersama warga mengenai kondisi desa, sejarah relokasi pasca-bencana 2020, serta potensi pengembangan lingkungan yang lebih sehat dan mandiri di masa depan. Kegiatan bakti sosial ini diharapkan menjadi langkah awal bagi warga Desa Kiarapandak untuk lebih memahami pengolahan sampah organik. Warga juga diharapkan mampu memproduksi eco enzyme dan kompos organik secara mandiri serta menjaga lingkungan desa tetap sehat dan produktif.

“Dengan mengikuti edukasi pembuatan eco enzyme warga Kiarapandak telah berkontribusi dalam upaya me-reuse dan me-recycle limbah organik buah menjadi bahan yang lebih bermanfaat,” ujar Nyoman Suwartha, Ketua Wilayah Pusaka Indonesia Jawa Barat. 

Kolaborasi antara FIB UI dan Pusaka Indonesia Jawa Barat ini menjadi contoh sinergi positif dalam gerakan pemberdayaan masyarakat, terutama di wilayah yang rawan terkena dampak bencana alam. Gerakan ini diharapkan mampu memberikan dukungan berkelanjutan pasca bencana. 

 

Ficky Yusrini
Kader Pusaka Indonesia Jawa Barat