Komunitas yang aktif di bidang lingkungan, khususnya dalam mengelola dan memanfaatkan sampah organik, Pusaka Indonesia dengan salah satu gerakannya yaitu menjaga kebersihan lingkungan dari sampah, berkomitmen untuk mengurangi permasalahan sampah organik. Kota Tasikmalaya, menjadi tantangan tersendiri bagi Pusaka Indonesia dalam menjalankan perannya.
Sampah rumah tangga merupakan penyumbang volume sampah terbesar di Kota Tasikmalaya. Sampah organik yang tidak terkelola dengan baik dapat berkontribusi pada pencemaran lingkungan, meningkatkan emisi gas metana dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan memperburuk kualitas hidup masyarakat di sekitarnya. Sebagai bentuk kepedulian terhadap krisis sampah ini, Pusaka Indonesia menawarkan solusi dengan memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi produk Eco Enzyme dan pupuk kompos. Langkah ini diharapkan mampu menjadi solusi efektif menangani kasus sampah.
Mahasiswa Pendidikan Masyarakat Universitas Siliwangi berkolaborasi dengan Pusaka Indonesia sebagai bentuk realisasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Proyek Kemanusiaan, untuk mengelola sampah organik melalui edukasi dan pelatihan pembuatan Eco Enzyme serta pupuk kompos. Kegiatan tersebut salah satunya adalah kegiatan penyuluhan, edukasi, pelatihan, dan pendampingan masyarakat Desa Madiasari, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Eco Enzyme merupakan cairan multifungsi yang dibuat dari fermentasi bahan sampah organik berupa kulit buah segar atau sisa sayuran yang masih segar, gula merah, dan air. Proses fermentasi cairan Eco Enzyme berlangsung selama tiga bulan. Manfaat Eco Enzyme sangat beragam, di antaranya sebagai pupuk cair, pembersih serbaguna, penghilang bau tak sedap, serta banyak kegunaan lainnya. Eco Enzyme juga dapat digunakan sebagai penyubur tanaman, campuran deterjen pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, bahkan untuk menurunkan suhu radiator mobil (Astuti dalam Septiani, U. et all. 2021).
Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik, seperti sisa makanan, daun kering, dan limbah organik lainnya. Selain sisa-sisa tanaman, jenis lain yang bisa ditambahkan dalam pembuatan kompos adalah kotoran hewan (Cundari, L. et all 2019). Pembuatan pupuk kompos, selain dapat mengurangi volume sampah organik, juga dapat menyuburkan tanah.
Kerjasama Pusaka Indonesia dan Universitas Siliwangi dalam Program MBKM Proyek Kemanusiaan yang telah berlangsung selama tiga bulan, yakni pada Agustus sampai dengan November 2024 lalu, adalah upaya mengelola sampah organik secara berkelanjutan. Lebih lanjut, kolaborasi ini tidak hanya memberikan solusi efektif, akan tetapi juga menjadi sarana edukasi untuk memantik kesadaran dan tanggung jawab masyarakat. Dengan demikian, bekerjasama dengan Pusaka Indonesia merupakan pengalaman yang berharga. Selama kegiatan, tim kami banyak belajar tentang pengelolaan sampah organik, seperti cara mengolah sampah makanan menjadi sesuatu yang bermanfaat, termasuk pembuatan Eco Enzyme dan kompos.
Kolaborasi ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kesadaran yang lebih tinggi untuk menjaga lingkungan, sekaligus memberikan ruang untuk berbagi pengetahuan. Harapan kami, semoga program ini terus dilanjutkan dan melibatkan lebih banyak komunitas serta masyarakat, khususnya di daerah yang memiliki masalah sampah yang mendesak atau kurang mendapat perhatian.
Nita Riyanti, Mita Rosita, Mila Nadita, Iqbal Fatur, RahmanAzka, Maulana Abdillah
Mahasiswa Pendidikan Masyarakat Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat
Referensi:
- Cundari, L., Arita, S., Komariah, L. N., Agustina, T. E., Bahrin, D., Teknik, J., & No, K. (2019). Pelatihan dan pendampingan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos di desa burai. Jurnal Teknik Kimia, 25(1), 5-12.
- Septiani, U., Najmi, N., & Oktavia, R. (2021, October). Eco Enzyme: Pengolahan sampah rumah tangga menjadi produk serbaguna di Yayasan Khazanah Kebajikan. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (Vol. 1, No. 1).