Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriot artinya pembela tanah air atau seseorang yang berjuang untuk bangsanya. Patriotik mencerminkan sifat cinta tanah air. Di era modern seperti saat ini, semangat cinta tanah air harus mengalir dalam setiap jiwa anak bangsa, sebagai fondasi yang kuat untuk menjaga dan melestarikan budaya serta nilai luhur yang diwariskan para pendiri bangsa. Hal ini disampaikan oleh Wakil Sekjen Pusaka Indonesia, Dr. Nyoman Suwartha dalam siaran Obrolan Komunitas di RRI Jakarta pada 2 Juli lalu.
Selanjutnya Nyoman menjabarkan tantangan dalam menumbuhkan jiwa patriotisme dari aspek eksternal dan internal. Tantangan eksternal dapat berupa pengaruh dari luar seperti budaya dan paham asing (radikalisme dan ekstremisme). Sedangkan tantangan internal yaitu adanya penyalahgunaan kekuasaan, sampai korupsi yang dilakukan pejabat pemerintahan yang membuat masyarakat mencontoh para pemimpin tersebut.
Dari Mana Memulai Patriotisme?
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan bahwa menumbuhkan jiwa patriotisme adalah tanggung jawab bersama yang bisa dimulai dari keluarga, lingkungan sekitar rumah, sekolah, kampus dan pemerintah. Dalam keluarga bisa dimulai dengan menanamkan etika, nilai moral, dan karakter kepada anak. Di sekolah, meski sudah ada Pendidikan Pancasila namun perlu lebih dikuatkan lagi dengan tindakan nyata melalui kegiatan yang menumbuhkan rasa menghargai dan rasa tanggung jawab. Kemudian, lingkungan pemerintahan, contoh yang bisa diberikan, misalnya berupa penarikan pajak yang transparan sehingga masyarakat tahu apa saja manfaat pajak yang mereka bayarkan selama ini.
Baca juga: Belajar Patriotisme dari Para Jenius Pendiri Bangsa
Nyoman menambahkan, sikap patriotisme bisa dimulai dari tindakan kecil sesuai peran masing-masing individu. Misalnya, seorang pelajar harus belajar dengan sungguh-sungguh. Yang bekerja, juga harus bekerja dengan jujur dan berkualitas. Penjual atau pedagang, juga melakukan kegiatan jual-beli dengan jujur. Lalu, para generasi muda juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan patriotisme. Misalnya dalam bidang olahraga dan berkesenian, memperkenalkan pakaian daerah, menjaga lingkungan dengan menanam pohon, atau menggunakan produk dalam negeri. “Kita bisa memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan semangat kebangsaan, prestasi maupun toleransi,” papar Nyoman.
Peran Pusaka Indonesia dalam Menumbuhkan Patriotisme
Lebih jauh tentang upaya menumbuhkan jiwa patriotisme, Nyoman menjelaskan, di Pusaka Indonesia, para kader bisa mengasah potensi diri lalu menyalurkan dalam aksi nyata. Pembentukan karakter pada kader, tidak lepas dari 7 nilai (value) yang dimiliki, yakni Sincerity (ketulusan), Splendor (kesukacitaan), Determinity (ketetapan hati), Creativity (kreatifitas), Collaboration (kolaborasi), Resiliency (ketahanan), dan Integrity (integritas). “Para kader diharapkan dapat menjalankan kegiatan dengan landasan ketulusan dan sukacita, beraksi dengan integritas, kreatif, dan mau berkolaborasi,” jelasnya. Di samping itu, Nyoman menjelaskan, Pusaka Indonesia mempunyai 4 bidang untuk menumbuhkembangkan patriotisme, dengan berbagai macam program dan kegiatan, antara lain :
- Bidang Riset dan Kajian: mengadakan Ngaji Pancasila, seminar, workshop, sarasehan dan narasi kebangsaan
Sarasehan dan Pentas Seni Kebangkitan Majapahit, Hidupkan Kembali Nilai-Nilai Luhur dan Warisan Agung Majapahit di Griya Tirta Sari Wonogiri
- Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan: memiliki program Sigma Farming yang berupaya pada pemulihan tanah, program untuk wirausahawan sosial (SEA), Akademi Bumi Lestari yang melakukan penanaman pohon, Akademi Herbal Nusantara yang mengangkat jamu untuk kesehatan masyarakat (mengadakan workshop online maupun offline).
Pembukaan Hutan Surgawi di Sendangbiru Malang Selatan
- Bidang Seni Budaya: memiliki beberapa sanggar tari tradisional di beberapa wilayah, menghelat pagelaran seni, mengadakan latihan musik tradisional seperti gamelan, menghadirkan talkshow tentang wastra, workshop membatik, juga mempromosikan sorgum sebagai pangan lokal.
Pagelaran Musik Hening di RRI Jakarta
- Bidang Media dan Kampanye: bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) menghadirkan program Kilau Pancasila, menyelenggarakan pelatihan menulis lewat kelas Jurnalisme Pusaka.
Kilau Pancasila – Pancasila Dasar Negara Pemersatu Bangsa, kolaborasi dengan RRI
Sebagai penutup, Nyoman menyerukan kepada semua anak bangsa untuk menumbuhkan jiwa patriotisme. “Patriotisme sebenarnya milik kita semua, tidak hanya milik Pusaka Indonesia. Terutama para generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, setidaknya kita bisa mulai dengan melihat ke dalam diri bahwa kita sebenarnya punya bibit cinta tanah air,” papar Nyoman. Jiwa patriotisme kata Nyoman, harus dibuktikan dengan memberi contoh melalui kegiatan-kegiatan kecil yang berdampak.
Christin Winata
Kader Pusaka Indonesia Wilayah DKI Jakarta – Banten