Dalam sesi obrolan komunitas yang diselenggarakan oleh RRI Pro 1 Jakarta bekerja sama dengan Pusaka Indonesia pada tanggal 4 Juni 2025, hadir narasumber Dr. Nyoman Suwartha, akrab disapa Pak Nyoman, yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal Pusaka Indonesia sekaligus seorang dosen.
Pak Nyoman menyampaikan pandangannya mengenai peran strategis akademisi dalam mendukung pembangunan bangsa Indonesia saat ini. Menurutnya, akademisi adalah aktor strategis yang memiliki kontribusi besar terhadap arah masa depan bangsa. Tidak lepas dari Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Namun keberhasilannya tidak cukup hanya mengandalkan peran sebagai dosen saja, akan tetapi perlu berperan sebagai agen perubahan, membawa pengaruh dalam mendorong transformasi sosial.
Baca juga: Meluaskan Kiprah Organisasi Melalui Kolaborasi
Pusaka Indonesia: Jembatan Akademisi dan Masyarakat
Perkumpulan Pusaka Indonesia memfasilitasi kolaborasi antara akademisi dan masyarakat melalui empat bidang utama, yaitu Riset dan Kajian, Pendidikan dan Pemberdayaan, Seni Budaya, Kampanye dan Penerbit. Di dalamnya terdapat berbagai akademisi berbasis komunitas yang bergerak di bidang masing-masing:
- Sigma Farming Academy (SFA) : Berfokus pada pertanian organik dan riset pemulihan tanah.
- Akademi Bumi Lestari (ABL) : Bergerak dalam pelestarian lingkungan.
- Social Entrepreneur Academy (SEA) : Mendidik wirausahawan sosial
- Akademi Herbal Nusantara (AHN) : Membangun kesadaran herbal sebagai alternatif kesehatan keluarga.
Seluruh kegiatannya dijalankan dengan menjalin kolaborasi langsung dengan masyarakat melalui pelatihan (workshop) dan proyek berbagai aksi.
Baca juga: Jangan Pernah Berhenti Mencintai Indonesia
Kearifan Lokal
Pak Nyoman juga menyoroti pentingnya nilai-nilai lokal sebagai bagian dari solusi masa kini. “Subak di Bali adalah contoh teknologi pengairan tradisional, warisan nenek moyang kita yang memiliki peradaban dan teknologi yang tinggi,“ ujarnya. Pusaka Indonesia terus mendorong pelestarian budaya lokal melalui kegiatan musik tradisional, wastra, dan pelatihan tari.
Dari Daerah 3T hingga Generasi Muda
Menurut Pak Nyoman, peran akademisi di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) juga sangat penting. Sudah banyak gerakan sporadis dari dosen dan mahasiswa yang mengajar di daerah terpencil, semangat mereka harus diapresiasi sebagai kontribusi nyata pada negara. Sementara itu, generasi muda saat ini dihadapkan pada tantangan budaya. Ketertarikan terhadap budaya luar makin kuat. Untuk itu, Pusaka Indonesia aktif mengajak generasi muda mengikuti kelas seni dan budaya, seperti pelatihan tari dan musik. Nilai-nilai yang ditanamkan kepada generasi muda ini antara lain kejujuran dan semangat bekerja sama.
Di akhir obrolan, Pak Nyoman menyampaikan harapannya, “Memperbaiki bangsa ini bukan hanya tugas agen perubahan. Kita semua punya peran, dimulai dari hal kecil, dari lingkup sekolah hingga perguruan tinggi. Kegiatan riset kecil sekali pun jika dilakukan bersama masyarakat, dampaknya bisa luar biasa.”
Generasi muda diharapkan lebih semangat, lebih aktif, dan gotong royong membangun Indonesia.
Baca juga: Menemukan Makna Perjuangan dan Kebahagiaan Bersama Pusaka Indonesia
Widya Rahmadani
Kader Pusaka Indonesia Wilayah Banten