Di tengah upaya global memberantas penyakit menular, vaksinasi sering dijadikan solusi utama. Namun, benarkah vaksin menjadi jalan terbaik? Saat ini, Indonesia tengah menghadapi uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) baru bernama M72/AS01E. Di balik geliat promosi dan pendanaan internasional, masyarakat perlu diajak untuk bersikap kritis dan cermat dalam menyikapi kebijakan vaksinasi, khususnya untuk penyakit yang sudah lama endemis, seperti TBC di Indonesia.
Terlebih kunjungan Bill Gates, Mei lalu, yang salah satu agendanya membahas pelaksanaan uji coba vaksin Tuberkulosis yang didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Vaksin M72/AS01E menggunakan teknologi mRNA seperti vaksin Covid-19, diklaim sebagai terobosan ilmiah. Apa urgensi uji coba vaksin TBC ini? Mengapa dilakukan di Indonesia? Sebelum menjawab, mari kita pahami lebih dahulu tentang penyakit TBC itu sendiri.
Apa Itu Penyakit TBC?
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dikenal sebagai Basil Tahan Asam (BTA) dan menyebar melalui droplet (percikan air liur) dari orang yang terinfeksi saat batuk, bersin, atau berbicara. Penularan lebih mudah terjadi di ruangan tertutup dengan ventilasi buruk, sementara sinar matahari dapat membunuh bakteri ini.
Sebagian besar orang yang terpapar bakteri TB tidak langsung sakit karena sistem kekebalan tubuh mampu menahannya. Sekitar 90% individu dengan imun normal tidak akan berkembang menjadi TBC aktif. Namun, pada mereka dengan imunitas rendah, risiko berkembangnya TBC menjadi aktif lebih tinggi.
Baca juga: Kebenaran Pahit tentang Vaksin dan Covid-19
TBC Sebagai Penyakit Endemik
Menurut penuturan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K), Menteri Kesehatan RI periode 2004–2009, TBC merupakan penyakit endemik di Indonesia, terutama di wilayah dengan populasi padat dan terbatas secara sosial-ekonomi. Lingkungan yang minim sinar matahari, ventilasi buruk, dan asupan gizi rendah menjadi faktor risiko utama.
TBC bukan penyakit yang sangat cepat menular seperti cacar, karena penularannya membutuhkan kontak erat dalam jangka waktu yang lama.
Perlukah Vaksin TBC?
Secara saintifik belum ditemukan penyebab TBC di Indonesia harus ditangani dengan vaksin. Menurut dr. Siti Fadilah Supari, jika anda ingin menurunkan angka TB pada tahun 2030 (5 tahun lagi) lebih tepat dengan melakukan eradikasi. Eradikasi adalah metode pengobatan bagi seseorang yang telah terinfeksi TB secara komprehensif. Jadi, faktor keberhasilan pengobatan TB terdiri dari 40% medis (pemberian obat dan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat) dan 60% bukan medis (gizi dan lingkungan). Tidak ada hubungannya dengan harus divaksin atau tidak.
Dari publikasi penelitian uji coba vaksin M72/AS01E yang sebelumnya pernah dilakukan pada bulan Agustus 2014 – November 2015 di Kenya, Afrika Selatan, dan Zambia memperlihatkan efikasi (respons maksimum) penggunaan vaksin sebesar 49,7%. Angka efikasi di kisaran 50%, menurut dr. Siti Fadilah Supari, artinya adalah divaksin atau tidak divaksin, akan memperlihatkan hasil yang sama saja. Maka, eradikasi menjadi lebih tepat sasaran dibanding pemberian vaksin TBC.
Pelaksanaan uji klinis vaksin M72/AS01E di Indonesia menuai beragam pandangan. Muncul kekhawatiran mengenai transparansi, potensi risiko terhadap sukarelawan, dan kedaulatan negara dalam pengambilan keputusan kebijakan kesehatan. Sebetulnya, pada siapa pemerintah berpihak?
Baca juga: Masalah Lingkungan dan Kesehatan, Di Balik Hilirisasi Nikel
Natalia Puri Handayani
Ketua Bidang Riset dan Kajian Pusaka Indonesia
Daftar Referensi:
- Covid-19 vaccinations, self-reported health, and worldviews –A representative survey from GermanyHarald Walach, Rainer Johannes Klement. https://esmed.org/MRA/mra/article/view/6205/99193548787?s=08
- Beda Vaksin Bill Gates dan Vaksin TBC Lain – https://www.tempo.co/politik/beda-vaksin-bill-gates-vaksin-tbc–1421504
- Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta 2020.
- Siti Fadilah Supari Beberkan Alasan Indonesia jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC, One on One, 16/05, Siti Fadilah Supari Beberkan Alasan Indonesia jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC | One on One | 16/05
- Final Analysis of a Trial of M72/AS01E Vaccine to Prevent Tuberculosis, The New England Journal of Medicine, 28 Oktober 2019 https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1909953
- SINDOnews. Wawancara dengan Dr. Siti Fadilah Supari, 16 Mei 2025.
Sumber foto: gavi.org