Skip to main content

Saat dulu Mas Guru SHD menjelaskan bahwa sosok Vladimir Putin, Presiden Rusia, adalah sosok yang tercerahkan, saya langsung bersikap netral. Sebagai orang yang pernah sekolah di Amerika Serikat (AS) dan bekerja di perusahaan AS, pandangan saya tentang Putin dan Rusia adalah negatif. Sesuatu yang tidak aneh, mengingat kita semua dijejali dengan narasi-narasi versi barat melalui media yang dikuasai oleh kekuatan tertentu. Narasi yang diciptakan adalah AS/Barat adalah baik dan Rusia adalah jelek, secara tidak sadar masuk ke pikiran kita lewat kantor berita resmi, media resmi, media sosial, film hollywood, bahkan “game”. 

Sampai kemudian pelan-pelan fakta-fakta mulai terbuka. Analisa militer Connie Bakrie menjelaskan dengan lebih “fair” alasan Rusia masuk ke Ukraina dan kemudian menjadi perang antara Ukraina dan Rusia. Di situ dengan gamblang dijelaskan bahwa ada perjanjian tidak tertulis yang disetujui AS agar negara-negara eks Soviet menjadi buffer zone, tapi kemudian malah satu-satu masuk NATO yang tentunya mengancam Rusia. Apa yang terjadi dengan invasi Rusia ke Ukraina adalah bagian dari pertahanan diri Rusia. AS akan melakukan hal yang sama bila China misalnya, memasang rudal balistik di Mexico, pasti AS akan tidak terima, dan segera melakukan invasi ke Mexico.

Yang kedua adalah wawancara Tucker Carlson dengan Presiden Putin yang viral di X, semakin mengenalkan sosok Putin yang tenang, mengerti detail, tidak terprovokasi dengan pancingan Tucker, dan banyak menjelaskan hal-hal yang selama ini hanya mendengarnya dari versi Barat. Operasi CIA di Ukraina menggulingkan pemerintah yang sah, sejarah panjang Ukraina dan Rusia, pembicaraan Putin dengan presiden AS yang tidak pernah kita tahu (termasuk ketika Putin mau join NATO tapi ditolak), termasuk kekaguman Tucker atas perkembangan kota Moscow yang bersih, serta MRT-nya yang jauh lebih bersih dari New York City (NYC). Saya pernah ke Moscow dan NYC, jadi tahu betul bedanya. Benar-benar bumi dan langit. 

Baru-baru ini saya melihat di YT wawancara Ivor Cummin dengan Alex Krainer. Wawancara ini semakin membukakan mata saya bagaimana AS/Barat betul-betul menistakan Putin dan Rusia, yang dilakukan secara terstruktur, masif, dan sistemik. Alex adalah seorang fund manager (asli Kroasia, tinggal di Monaco) yang merasa bahwa pemberitaan tentang Putin dan Rusia ini tidak seimbang, sehingga mendorongnya menerbitkan buku sendiri dengan judul “Grand Deception, The Truth About Bill Browder, The Magnitsky Act and Anti-Russian Sanction.” Buku ini dijual sendiri di Amazon (tidak terlalu laku), sampai kemudian seorang profesor AS membahas bukunya di Huffington Post. Alex senang sekali, tapi 3 jam kemudian review Profesor ini tiba-tiba hilang dan seminggu kemudian buku Alex dilarang (banned) di Amazon. Menurut Amazon seseorang dari Kementerian Dalam Negeri AS menulis surat ke Amazon agar melarang buku Alex dijual. Kemudian Alex didekati oleh penerbit independen untuk bisa menerbitkan bukunya. Setelah memeriksa isinya (memastikan tidak ada yang melanggar hukum), penerbit ini kemudian menerbitkan buku Alex. 6 minggu kemudian, bukunya dilarang terbit lagi. Alex yang memang profesinya bukan pengarang, akhirnya mengirimkan bukunya lewat pdf kepada siapa saja yang tertarik, Redpill press juga memasang buku Alex di websitenya dan bisa dibeli dengan harga $10 lewat paypal. Mendengar cerita ini, saya jadi tertarik untuk membaca bukunya. Dan isinya benar-benar membukakan mata saya akan tingkah laku AS terhadap Rusia. 

Saya tidak akan membahas tentang Alex Browder dan Magnitsky Act, tapi saya ingin menyampaikan beberapa fakta yang menarik dari buku ini:

  • Rusia ternyata sangat berperan dalam perang saudara di AS tahun 1860an. Bila tidak dibantu Rusia, kemungkinan pihak utara (Union) tidak bisa menang atas pihak selatan (Confederacy). Alex menjelaskan bahwa perbudakan bukan satu-satunya sebab perang saudara, tapi memastikan Union menang atas konfederasi. Dalam salah satu surat Abraham Lincoln ke Horace Greeley, dikatakan “kalau bisa menang melawan konfederasi tanpa mengganggu perbudakan, saya akan lakukan”. Konfederasi ternyata diam-diam dibantu oleh Inggris dan Perancis. Rusia kemudian mengirim kapal perangnya ke New York dan San Fransisco untuk memberikan “moral support’ ke US. Bila Inggris dan Perancis benar-benar terlibat di perang saudara, maka pasukan Rusia akan membantu AS. Oleh karenanya, Inggris tidak bisa berkutik karena 50% impor gandumnya dari AS dan Rusia. Dan cerita ini tidak ada di “American History” sebagai mata kuliah wajib di AS. Alex menjelaskan bahwa, sejarah AS telah diubah atas pesanan dari oligarki saat itu seperti JP Morgan, John Rockefeller, Henri Ford, dan Andrew Carnegie. Kenapa? Sebagai elit asal Eropa, mereka tidak mau kelihatan buruk dan tidak mengekspos bantuan Rusia. Padahal Rusia adalah sekondan AS di abad 19 yang sama-sama melawan imperialis Inggris (AS sebelumnya adalah koloni Inggris).
  • Setelah perang dingin berakhir dan Soviet runtuh, ekonomi Rusia juga lumpuh (1990an). Pemerintahan Gorbachev dan Yeltsin gagal menjalankan reformasi ekonomi. Kita kenal mereka berdua sebagai sahabat AS. Yang saya baru tahu, pada tahun-tahun itu terjadi penjarahan aset Rusia terbesar sepanjang sejarah Rusia oleh AS dan sekutunya. AS pada saat diminta bantuan oleh Rusia untuk melakukan reformasi ekonomi malah oleh Alex disebut: melakukan “Economic Genocide”. Setelah AS membantu, Alex menjelaskan: pada tahun 1992 konsumsi rakyat Rusia turun 40% dari tahun 1991. Pada tahun 1998, 80% petani Rusia bangkrut padahal sebelumnya produsen utama dunia, berubah menjadi pengimpor pangan. GDP Rusia turun 50% yang lebih buruk dibanding saat Jerman menduduki Rusia. Bank Dunia melaporkan 94 juta penduduk Rusia jatuh miskin. Kriminalitas meningkat dua kali lipat setelah 6 tahun reformasi dan 170 ribu orang terbunuh karena kriminalitas. Pada tahun 1999, Anne Williamson, wartawan AS, memberikan kesaksian di Kongres AS bahwa: “Kita telah mengkhianati rakyat Rusia yang telah percaya pada kita, rakyat Rusia berhutang 2 kali lipat dibandingkan pada tahun 1990.”
  • Siapa dibalik semua ini? CIA, IMF, Bank Dunia, US AID, Harvard (lewat HIID), dan tentunya oligarki yang mendapat keuntungan finansial.
  • Sampai kemudian Rusia juga menjadi target teroris Islam dan terjadi pemberontakan di Dagestan. Presiden Yeltsin mengangkat Putin, seorang birokrat yang tidak dikenal, menjadi perdana menteri. Putin berhasil menghalau teroris tersebut dari Dagestan dalam waktu singkat. Yelsin kemudian mengundurkan diri dari jabatan Presiden dan mengangkat Putin sebagai pejabat presiden di akhir tahun 2020. Bulan Mei 2021, Putin resmi diangkat menjadi Presiden Rusia.
  • Putin setelahnya membangun Rusia yang baru. Mereformasi ekonomi dan politiknya. 
  • Pada tahun 2000, Rusia adalah negara terkorup di dunia. Tahun 2016, tingkat korupsi Rusia sama dengan di AS (Laporan Ernst & Young dan Bank Dunia). 
  • Laporan Bank Dunia atas kemudahan berbisnis di Rusia pada tahun 2012 di rangking 124 dan tahun 2017 di rangking 40. 
  • Setelah menjadi pengimpor pangan pada tahun 1990, pada tahun 2014 ekspor pangan Rusia total $20 milyar. Putin menggalakkan tanaman sehat dan mengurangi penggunaan bibit tanaman GMO (Genetically Modified Organism) di Rusia. Penggunaan GMO turun dari 12% pada tahun 2004, menjadi 0,1% pada tahun 2014.
  • Survei kepada warga negara tentang “apakah negara Anda menuju arah yang benar?” pada tahun 2016, rakyat rusia 58% mengatakan setuju, lebih tinggi dari survey yang sama di Inggris 37% dan AS 35%. 
  • Jelas Putin telah membawa Rusia mencapai keberdikarian ekonomi dan berdaulat secara politik. Dan ini tidak disukai oleh pihak AS dan Barat. Kampanye-kampanye negatif terus dilanjutkan (“demonization of Putin and Russia”) karena kebenaran akan mengganggu kepentingan Elit Global.  

Statistik perbandingan Rusia tahun 1999 dan 2023 membuktikan keberhasilan Putin membangun Rusia.

https://youtu.be/9lRN7Yt2eas?si=RZ4SZU-1RhjK9ri9

 

Eko Nugroho,
Wakil Ketua Umum Pusaka Indonesia