Skip to main content

Mengonsumsi jamu dan herbal secara rutin adalah salah satu alternatif untuk menjaga kesehatan dan menerapkan gaya hidup selaras alam. Bagi herbal enthusiast, memanen, mengolah, dan meracik sendiri bahan herbal, tentunya memberikan kepuasan tersendiri. Kalaupun tidak menanam sendiri, kita tetap bisa menemukan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar, atau bahan mentah yang tersedia di pasaran. 

Namun, untuk memastikan agar hasil olahannya memberikan manfaat yang optimal, tentu proses pengolahannya perlu jadi perhatian. Berikut beberapa tip pengolahan dari Retno Sulistyowati, acaraki jamu yang mengelola Warisan Otentik dan Dokter Prapti Utami, dokter herbal medik bersertifikasi, yang mengemuka dari diskusi Peluncuran Buku Jamu, Resep Kuna untuk Kesehatan Manusia Modern, akhir Desember lalu.

  1. Gunakan alat masak dari tembikar (tanah liat)

Retno Sulistyowati membagikan pengalaman otentiknya dalam meramu jamu. Ia menyarankan agar proses pengolahan menggunakan bahan tembikar (tanah liat). Tembikar mampu menyerap kandungan lemak jenuh dan toksin pada bahan masakan. Toksin biasanya akan bereaksi pada tubuh yang mempunyai alergi terhadap bahan makanan tertentu. Untuk pengolahan herbal atau jamu, sebaiknya gunakan tembikar yang sudah dibakar matang (berwarna cokelat gelap). Sebelum digunakan, oleskan minyak kelapa murni pada tembikar lalu diamkan selama 2 malam. Setelah digunakan, mencuci tembikar baiknya tidak menggunakan sabun.

Menurut Retno, ada jenis masakan tertentu yang bila dimasak menggunakan alat dari tembikar akan mampu memberikan manfaat yang lebih optimal. Kandungan yang terdapat dalam tanah liat yang telah dibakar menghasilkan unsur tanah yang mampu menetralisir zat-zat yang tidak semestinya ada pada masakan sehat. Selain itu, bahan makanan yang dimasak dengan tembikar mampu bertahan lebih lama dan jauh lebih menyehatkan seluruh sel-sel tubuh.

  1. Gunakan herbal yang ditanam secara organik

Tip lain dari Retno adalah menggunakan bahan herbal yang ditanam secara organik. Kenapa? Karena bebas dari kandungan pupuk kimia sintetis, sehingga kita akan terhindar dari paparan zat kimia beracun. Memang tidak mudah untuk mengenali bahan herbal organik, apalagi jika membeli dari pasar. Maka, salah satu opsinya adalah dengan menanam sendiri. Berdasarkan pengalamannya, menggunakan bahan herbal yang ditanam sendiri dengan metode organik terbukti rasanya lebih enak ketimbang yang dibeli dari pasar.

Retno menanam sendiri tanaman herbal yang ia butuhkan sebagai bahan baku jamu dengan metode Sigma Farming. Untuk pupuk, ia menggunakan kotoran hewan. Ia juga menggunakan asam amino yang diproduksi dari limbah ikan, sebagai salah satu amunisi kebun herbalnya. Dengan demikian, ia bisa memastikan bahwa bahan herbal yang ia olah 100% organik. Kebun yang sehat, menghasilkan bahan yang melimpah. Untuk mengantisipasi permintaan yang melonjak, maka bahan-bahan dari kebun ia keringkan dengan solar dryer dome, sehingga lebih awet dan tahan lama.

Bagi Anda yang ingin membuat herbal secara rutin, tip ini tentu bisa ditiru dengan cara yang lebih sederhana. Misalnya, menanam tanaman herbal untuk kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan pekarangan rumah. 

Rempah dan Herbal Bahan Baku Jamu di Rumah Warisan

  1. Hindari mencampur herbal dengan bahan pemanis berlebihan atau soda

Produsen makanan maupun minuman sering kali menggunakan kata ‘kekinian’ ketika memasarkan produk. Kekinian artinya sesuatu yang populer saat ini. Istilah ini juga muncul pada aneka produk jamu. Banyak produk jamu yang menggunakan label ‘jamu kekinian’ untuk menyesuaikan dengan selera konsumen masa kini, terutama generasi milenial dan Gen Z. Tak jarang, rasa jamu asli hilang dan lebih identik dengan rasa boba (bola-bola kenyal yang terbuat dari tepung tapioka yang biasa ditambahkan ke dalam minuman) atau soda yang terlalu manis. Dokter Prapti sendiri menyayangkan jika jamu diberi campuran soda. Bagi dr. Prapti, merangkul Gen Z tidak harus dengan mengaburkan rasa jamu itu sendiri.

Soda memiliki kandungan asam dan gula yang berisiko terhadap kesehatan. Misalnya, bisa membuat gigi rusak, tulang keropos, menyebabkan obesitas, dan memicu diabetes. Oleh karena itu, dr. Prapti menyarankan, jika ingin menambahkan soda, sebaiknya gunakan perasa dari bahan herbal yang memiliki rasa yang mirip dengan soda.

  1. Gunakan resep jamu yang sudah divalidasi oleh ahli medis

Pada dasarnya, di luar sana sudah banyak beredar resep-resep herbal. Namun, apakah semuanya cocok dengan kondisi tubuh kira? dr. Prapti mengungkapkan, meski satu jenis tanaman herbal memiliki banyak manfaat pengobatan, akan tetapi belum tentu cocok untuk semua orang. Kita perlu mengenali tubuh dan kebutuhan kita sendiri, dan mengevaluasi bagaimana gaya hidup kita. 

Jika Anda sedang mencari resep-resep herbal dan jamu untuk kebutuhan keluarga ataupun untuk pertolongan pertama pada kondisi gangguan kesehatan tertentu, maka salah satu yang direkomendasikan adalah buku Jamu: Resep Kuna untuk Manusia Modern. Buku ini diterbitkan oleh Pusaka Indonesia sebagai upaya memperkenalkan kembali khasiat jamu yang sudah dikenal sejak masa lampau. Buku ini memuat lebih dari 50 jenis tanaman berkhasiat, puluhan resep, mulai dari resep jamu untuk minuman sehari-hari, untuk atasi gangguan kesehatan, produk kecantikan, hingga kebersihan rumah. Jika Anda tertarik, buku ini bisa dipesan secara online dari Pasar Gemah Ripah.

 

Anis Syahrir
Kader Pusaka Indonesia DKI-Banten