Pegagan yang memiliki nama latin Centella asiatica, merupakan tanaman liar yang umumnya tumbuh subur di area yang lembab, seperti perkebunan, ladang, tepi jalan, tepi sungai, serta pematang sawah. Pegagan juga dikenal dengan sebutan daun kaki kuda atau antanan. Batangnya tipis dengan tangkai-tangkai panjang, dan tumbuh dengan merambat atau menjalar di atas tanah. Daunnya berbentuk bulat dengan tepi bergerigi menyerupai kipas, dan biasanya berwarna hijau terang hingga hijau tua.
Tanaman ini kaya akan senyawa aktif, seperti karbohidrat, protein, serat, vitamin, dan berbagai zat bermanfaat lainnya. Karena berbagai kandungan tersebut, pegagan dikenal memiliki beragam khasiat. Di antaranya, meningkatkan fungsi kognitif, membantu mengurangi kecemasan dan stres, mempercepat penyembuhan luka, memperbaiki sirkulasi darah, serta memiliki sifat antiradang dan antibakteri.
Baca juga: Pengalaman Meracik Daun Pegagan, Penyelamat Rambut dan Kualitas Tidur
Salah seorang Kader Pusaka Indonesia, Ni Kadek Noviyani yang akrab dipanggil Novi, menceritakan pengalamannya dalam mengkonsumsi pegagan untuk radang tenggorokan, hidung, dan telinga yang ia alami. Jika mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula, minyak, dan bumbu pedas, biasanya ia akan merasakan sakit pada tenggorokan, hidung, dan telinganya, hingga tubuhnya jadi meriang. Ia kemudian menemukan resep jamu dengan bahan utama pegagan dalam buku Jamu: Resep Kuna Untuk Kesehatan Manusia Modern sejak Maret 2025 lalu. “Saya kemudian mengkonsumsi jamu dengan bahan pegagan dan jahe merah sesuai resep yang ada pada buku. Kebetulan bahannya semua ada di kebun,” papar Novi.
Ia menuturkan, bahan kandungan jahe merah pada jamu membuat tenggorokan terasa hangat, dan rasa asam yang menyegarkan membuat badannya terasa lebih enakan. “Di awal saya minum jamu ini 2 kali sehari selama 5 hari berturut-turut, selama 2 minggu. Juga diimbangi dengan minum air putih yang cukup,” cerita Novi.
Novi pun membagikan resep yang telah dicobanya tersebut:
Resep Jamu Pegagan untuk Radang Tenggorokan, Hidung, dan Telinga
Bahan-bahan:
- 1 ruas temulawak
- 2 ruas jahe merah
- 1 ruas kunyit
- 1 batang serai
- 1 ruas kencur
- 1 sdm asam jawa
- 1 sdm gula merah aren
- 5 lembar pegagan
- 400 ml air
Cara membuat:
- Cuci bersih semua bahan (temulawak, kunyit, serai, jahe merah, pegagan, dan kencur).
- Iris tipis temulawak dan kunyit.
- Tumbuk kasar jahe merah dan kencur.
- Geprek batang serai.
- Panaskan air di atas kompor. Setelah mendidih, kecilkan api, kemudian masukkan semua bahan kecuali gula merah aren. Masak selama 20 menit.
- Setelah 20 menit, saring jamu yang telah dimasak. Tambahkan gula merah aren, aduk hingga larut.
- Jamu siap diminum selagi hangat.

Jamu Pegagan untuk Radang Tenggorokan, Hidung, dan Telinga
Resep Salad Daun Pegagan
Jamu berbahan pegagan tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga dapat menenangkan otak. Novi bercerita, seorang temannya yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)–dengan aktivitas otak yang lebih sibuk dan tegang dibandingkan otak manusia normal–sering ia buatkan jamu atau salad pegagan. Menurutnya, konsumsi pegagan membantu temannya menjadi lebih tenang dan rileks karena ketegangan pikiran berkurang.
Berikut resep untuk membuat salad daun pegagan:
Bahan-bahan:
- 1 genggam daun pegagan
- 1 genggam daun bayam brasil
- 2 buah tomat
- 1 butir telur ayam
Bahan Saus salad:
- Garam secukupnya
- Merica secukupnya
- 2 sdm VCO/minyak kelapa
- 1 sdm air perasan jeruk nipis/lemon
Cara membuat:
- Cuci bersih bahan sayuran, ambil bagian daunnya saja
- Potong tomat sesuai selera
- Rebus telur ayam, lalu belah jadi 4 bagian
- Tata semua bahan di atas piring
Cara membuat saus salad:
- Campurkan VCO, air perasan jeruk nipis/lemon, garam, dan merica
- Aduk rata, lalu cicipi untuk menyesuaikan rasa.
- Siramkan saus di atas sayuran yang sudah ditata.
- Salad pegagan siap dinikmati.
Manfaat Pegagan Lainnya
Di Bali, tanaman pegagan juga dikenal dengan sebutan don piduh. Selain membantu membuat tubuh menjadi lebih rileks, di Bali, pegagan juga dimanfaatkan untuk meredakan demam dan menyembuhkan luka. Untuk obat demam, biasanya 5-7 lembar pegagan ditumbuk lalu dicampur air kelapa muda sebagai obat demam alami. Sementara untuk obat luka, daun pegagang yang telah dilumatkan bisa ditempelkan pada luka.
Salah seorang Kader Pusaka Indonesia wilayah Bali dan sekitarnya, Ketut Wasa, menuturkan bahwa saat masih aktif bertani, ia sering menggunakan daun pegagan sebagai pertolongan pertama (first aid) ketika tangannya terkena sayatan sabit. Caranya sederhana, daun pegagan dilumatkan dengan cara dikunyah, lalu ditempelkan pada bagian yang terluka.
Baca juga: Belajar Meracik Jamu, Mengembalikan Tradisi Herbal Leluhur Nusantara
Koordinator Akademi Herbal Nusantara (AHN) Pusaka Indonesia, Ine Redjamat menjelaskan, pegagan juga disebut sebagai tanaman herbal adaptogen, yang jika dikonsumsi akan mencari sendiri bagian tertentu dalam tubuh yang membutuhkan pertolongan. Maka, obat alami ini patut dicoba untuk merasakan keajaibannya. Menurut Ine, rasa pegagan ringan dan agak pahit, namun itu justru menunjukkan kekayaan nutrisinya yang luar biasa. “Pegagan bisa dicampur dengan herbal lain yang ada di dapur, seperti jahe, kunyit, atau serai untuk menambah khasiat ramuan,” jelas Ine.
Ine menambahkan, pegagan yang bagus untuk dikonsumsi adalah yang memiliki daun sehat dan tumbuh di tempat yang sehat pula. Tanaman ini umumnya cepat tumbuh di tempat yang teduh dan lembab. Maka, jika menemukan pegagan yang tumbuh di selokan, sebaiknya dipindahkan terlebih dahulu ke tempat yang lebih bersih sebelum dikonsumsi sebagai obat. Hal ini penting agar pegagan yang kita konsumsi tidak menyerap kandungan berbahaya dari air selokan.
Ni Kadek Ayu Rinawati
Kader Pusaka Indonesia Wilayah Bali dan Sekitarnya