Skip to main content

Kelas Matrikulasi Herbal telah berlangsung selama dua sesi, pada akhir Juli 2024 lalu. Kelas tersebut bukan pembelajaran biasa, melainkan gerbang pembuka menuju dunia herbal yang kaya akan potensi kesehatan alami. Bagi 51 kader Pusaka Indonesia yang mengikuti kelas ini, kesempatan tersebut menjadi jembatan untuk mengejar ketertinggalan dari sesi pertama Kelas Dasar Meramu Herbal, yang sudah diadakan pada bulan Mei 2024 oleh Akademi Herbal Nusantara (AHN). Di bawah bimbingan Mila Setiarini, para peserta diperkenalkan pada pengetahuan dasar tentang kesehatan tubuh, kesadaran wellness, dan keajaiban tanaman herbal yang mampu menjadi pertolongan pertama bagi keluarga. 

Dengan penuh antusias, para peserta mendalami ilmu yang sebelumnya mungkin tak pernah mereka bayangkan, menyadari bahwa Indonesia memiliki harta karun berupa tanaman herbal yang bisa menjadi solusi kesehatan alami di tengah gempuran obat kimia.

Kelas Dasar Meramu Herbal Pertama yang diselenggarakan Pusaka Indonesia Mei lalu, diampu oleh Dokter Prapti Utami sebagai pemateri utama, seorang dokter yang memang menekuni dunia herbal sejak lama. Setelah Kelas Herbal Pertama selesai, Kelas Herbal Kedua dimulai pada Agustus 2024. Untuk memudahkan para peserta baru yang ingin mengikuti Kelas Kedua, namun sebelumnya tidak ikut Kelas Pertama, kelas matrikulasi atau kelas tambahan diberikan untuk memudahkan mereka menerima materi secara langsung dari pemateri utama. 

Ada tiga materi utama yang juga merupakan materi dasar kelas herbal yang disampaikan kepada peserta. Pertama, terkait awareness. Peserta diajarkan menghitung Body Mass Index (BMI) atau berat badan ideal. Dengan sejumlah kriteria penilaian, maka peserta bisa mengetahui apakah mereka masuk dalam kategori kurus, normal, gemuk, atau obesitas. Peserta juga diajarkan mengidentifikasi peradangan tersamar dengan cara menjawab sejumlah pertanyaan. Setelah melakukan identifikasi, mereka diberi pemahaman untuk menjalani pola hidup yang lebih seimbang. 

Peserta Kelas Matrikulasi AHN

Selanjutnya, peserta diberi pemahaman tentang wellness atau kesehatan. Ada 3 komponen yang perlu dipahami terkait wellness yakni, 3J (Jenis, Jumlah/takaran dan Jadwal minum), 1C (Cara buat sesuai aturan), serta 5P alami (Pengawet, Pewarna, Pemanis, Perasa, dan Pestisida). Peserta juga diajarkan jenis tanaman herbal yang memiliki fungsi sebagai first aid (pertolongan pertama), serta bagian-bagian tanaman yang bisa diolah menjadi jamu. 

Pada sesi terakhir, peserta diminta melakukan praktik langsung meracik jamu berdasarkan materi pembelajaran yang telah disampaikan. Di sesi ini para peserta mempraktikkan pengetahuannya tentang jenis-jenis tanaman herbal yang biasa dimanfaatkan sebagai first aid untuk kebutuhan keluarga. Melalui praktik, peserta diharapkan mampu meracik herbal menjadi jamu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga keluarga bisa hidup dalam keseimbangan. 

Mila Setiarini selaku pemateri kelas matrikulasi ini, mengungkapkan bahwa ia merasa antusias menyampaikan ilmu yang sudah diperoleh dari Akademi Herbal Nusantara (AHN) kepada peserta baru karena ini merupakan pengalaman pertamanya juga belajar herbal. Selama ini, pengetahuan tersebut tidak pernah diajarkan di sekolah, ia menganggap tanaman herbal hanya bumbu yang biasa ada di dapur saja. 

“Saya baru sadar kalau Indonesia kaya akan ragam herbal yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Ada solusi lain selain obat kimia yang mahal, yang selama ini kita konsumsi,” papar Mila. 

Ia berharap, tanaman herbal akan semakin banyak dibudidayakan di kebun-kebun surgawi yang dikelola oleh kader-kader Pusaka Indonesia. Juga, lewat tangan-tangan acaraki yang tak lain para kader Pusaka sendiri, manfaat herbal bisa dirasakan masyarakat Indonesia secara lebih meluas. 

 

Mila Setiarini

Koordinator Akademi Herbal Nusantara (AHN)