Pengelolaan kebun dan pengemasan hasil pertanian adalah aspek penting dalam mewujudkan pertanian selaras alam dan bernilai tambah. Di tengah meningkatnya kebutuhan akan produk pertanian yang ramah lingkungan, Komunitas Pertanian Organik Brenjonk di Trawas, Kabupaten Mojokerto, menjadi contoh nyata keberhasilan integrasi tata kelola kebun yang efisien dengan teknik pengemasan yang profesional. Melalui kunjungan belajar pada tanggal 9 Desember 2024, tiga kader Pusaka Indonesia — Ni Kadek Dwi Noviyani, Fathul Hadi, dan Yahya Firmansyah — berkesempatan menggali pengalaman langsung dari praktik yang diterapkan komunitas ini.
Penataan kebun yang baik tidak hanya membuat lahan terlihat rapi, tetapi juga membuat sistem kerja menjadi efisien, produktivitas meningkat, dan berkesinambungan. Rini Sudarti, Ketua Kelompok Wanita Tani Brenjonk, mengatakan bahwa kebun yang tertata rapi mempermudah perawatan tanaman, sehingga meningkatkan hasil panen.
“Kalau kebun ditata dengan baik, pengerjaan menjadi lebih mudah dan hasil panen lebih maksimal. Packing produk juga harus diperhatikan, karena akan mempengaruhi nilai jual dan kepuasan konsumen,” ujar Rini.
Penatakelolaan lahan di Komunitas Brenjonk terbagi menjadi beberapa area; tempat produksi, tempat pembuatan kompos, dan tempat untuk pengemasan. Ketiga tempat itu saling terpisah letaknya, namun tetap terhubung oleh jalan yang sudah dicor semen untuk mempermudah akses transportasi.
Baca juga artikel:
Sigma Farming Academy: Pentingnya Monitoring Proses Pengomposan dan Perawatan Bibit Pohon yang Baru Ditanam

Contoh pengemasan sayur hasil panen
Selain belajar tentang tata kelola kebun, para kader juga belajar tentang teknik packing hasil panen. Pada sesi akhir kunjungan, para kader diantar ke Rumah Packing, sebuah tempat untuk mengemas hasil panen. Rumah Packing ini terletak di bagian paling atas, di sekitar rumah warga. Semua hasil kebun dari komunitas ini dibawa ke Rumah Packing untuk disortir kualitasnya. Untuk menghindari pembusukan saat pengiriman, sayuran yang sudah dicuci bersih ditiriskan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke kantong kemas, serta perlunya pemberian lubang pada kantong kemas.
Ni Kadek Dwi Noviyani, Koordinator Sigma Farming Academy (SFA) Pusaka Indonesia, mengatakan bahwa kunjungan belajar ini memberikan pengalaman langsung betapa pentingnya tata kelola kebun dan packing hasil panen. “Kami sangat terinspirasi sistem pertanian terintegrasi yang ada di Brenjonk. Kami akan mencoba untuk mengadaptasi sistem penataan kebun dan packing hasil panen tersebut kepada para pengelola Kebun Surgawi di wilayah masing-masing,” jelas Novi penuh semangat.
Artikel lain tentang Sigma Farming:
Kumpul Kapten Sigma Farming: Bahas Hasil Riset dan Tukar Pengalaman
Fathul Hadi
PIC Media Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan