Skip to main content

Pada tanggal 12 Desember 2024, sebuah langkah bersejarah tercipta di kawasan Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Perkumpulan Pusaka Indonesia melalui Program Akademi Bumi Lestari (ABL), bersama Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Sendangbiru dan Yayasan Bhakti Alam Sendangbiru Malang, secara resmi memulai pembangunan Hutan Surgawi dengan vegetasi utama bambu.

Proyek prestisius ini telah melalui serangkaian tahapan persiapan, mulai dari survei area, penentuan jumlah dan titik rumpun, pembuatan jalur antartitik rumpun, serta pembuatan lubang tanam. Semua persiapan tersebut dilakukan secara matang untuk memastikan keberlanjutan Hutan Surgawi di masa depan.

“Pusaka Indonesia memang didirikan untuk turut serta memperbaiki tanah Indonesia di segala lininya. Termasuk memperbaiki tanah yang rusak, dan tanah yang gersang,” ungkap Guru Setyo Hajar Dewantoro (SHD), Ketua Umum Pusaka Indonesia.

“Kami juga mempunyai cita-cita agar mata air yang sempat hilang bisa muncul kembali. Hutan yang dibabati bisa muncul kembali,” sambung Guru SHD.

Pembukaan Hutan Surgawi Malang Selatan dengan Vegetasi Utama Bambu

Seremonial Pembukaan

Acara pembukaan berlangsung sederhana, namun khidmat penuh makna. Ketiga pimpinan lembaga, yakni Guru SHD Ketua Umum Pusaka Indonesia, Wignyo Tanyono dari GKJW Jemaat Sendangbiru, dan Saptoyo dari Yayasan Bhakti Alam menandatangani Perjanjian Kerjasama yang menjadi landasan hukum operasional Hutan Surgawi.

Setelah penandatanganan, acara dilanjutkan dengan  penanaman bambu secara langsung oleh ketiga pimpinan lembaga. Peserta lain, termasuk kader dari ketiga lembaga, perwakilan Pemerintah Desa Tambakrejo, dan masyarakat sekitar ikut serta dalam penanaman bambu pada titik-titik rumpun yang telah dipersiapkan. Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti acara tersebut, menandakan antusiasme tinggi terhadap keberlanjutan Hutan Surgawi ini.

Guru SHD sedang menanam bibit bambu di Hutan Surgawi

Bambu sebagai Vegetasi Utama

Bambu dipilih sebagai vegetasi utama karena manfaat ekologis dan ekonomisnya yang luar biasa. Dari sisi ekologis, bambu dapat menyerap karbon dan memproduksi oksigen dalam jumlah yang besar. Selain itu, keberadaan bambu juga dapat menjaga ekosistem air Sendang Gambir yang berada di sisi bawah Hutan Surgawi Malang. Rumpun-rumpun bambu memiliki kemampuan alami untuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mampu menopang aliran air dari Sendang Gambir, dan memungkinkan untuk memunculkan mata air baru.

Saptoyo, Ketua Yayasan Bhakti Alam Sendangbiru, menjelaskan, “Hutan dan manusia merupakan bagian dari satu kesatuan ekosistem kehidupan yang harus saling memberi manfaat dalam keseimbangan.”

Dari sisi ekonomis, bambu dapat diolah menjadi berbagai produk untuk kebutuhan rumah tangga, seni, bahan pakaian/serat, dan bahan makanan. Namun, pemanenan bambu konservasi harus dilakukan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti jadwal panen, usia bambu, dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Hutan Surgawi dengan vegetasi utama bambu, diharapkan menjadi model percontohan pengelolaan hutan berbasis kolaborasi lintas lembaga dan pemberdayaan masyarakat. Proyek ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi berkelanjutan.

“Kita juga memikirkan fungsi ekonomi, supaya nanti warga yang membutuhkan pekerjaan bisa mendapatkan manfaat dari keberadaan hutan ini. Ini yang bisa kita berikan sebagai manusia Indonesia. Terima kasih buat semuanya. Selamat bekerja, semangat untuk membangun Indonesia Raya yang Jaya,” tutup Guru SHD dalam sambutannya.

 

Fathul Hadi
PIC Media Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan