Dalam acara talkshow sekaligus peluncuran buku Jamu: Resep Kuna untuk Manusia Modern yang diselenggarakan oleh Pusaka Indonesia pada Sabtu, 28 Desember 2024 di Gedung PDS HB Jassin Perpustakaan Jakarta, mencuat satu pertanyaan dari peserta: “Di antara semua jenis tanaman herbal di sekitar kita, manakah yang paling powerful dari segi manfaat untuk kesehatan?”
Masyarakat kita memang sudah tidak asing dengan berbagai jenis tanaman herbal. Sebab, sebagian di antaranya ada di dapur kita dan kita manfaatkan sebagai bahan rempah masakan. Namun, kebiasaan menggunakan obat-obatan kimia membuat kita hampir melupakan fungsi powerful dari herbal tersebut. Kita menganggap obat-obatan kimia lebih cepat mengatasi sakit ketimbang obat-obatan alami dari tanaman herbal.
Menanggapi pertanyaan ini, dr. Prapti Utami, dokter herbal bersertifikasi selaku narasumber sekaligus reviewer buku ini menjelaskan, pada dasarnya herbal yang powerful adalah apa yang kita kenali di sekitar kita. Maka untuk tahu manfaatnya, pertama-tama kita harus mengenali tanaman tersebut. “Meskipun cuma 10 jenis yang kita kenali, maka itulah yang paling powerful,” papar dr. Prapti.
Selain itu, dr. Prapti mengungkapkan, pada dasarnya kekuatan kita akan herbal tersebar di banyak pulau. Maka, bisa jadi apa yang kita kenali tidak dikenali orang lain. Ada jenis herbal yang kita anggap powerful, tapi di pulau lain dianggap biasa saja karena tidak dikenali. Salah satu contohnya adalah tanaman daun gatal (Laportea aestuans) yang cukup terkenal di Papua. Di Papua, tanaman ini terbukti cukup efektif dalam meredakan rasa lelah, nyeri, pegal-pegal, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, bagi yang tidak terbiasa menggunakan, daun gatal bisa menyebabkan gatal yang luar biasa dan peradangan di kulit. Tanaman ini pada dasarnya memang punya efek samping rasa gatal.

Tanaman Daun Gatal
Contoh lain adalah daun ginjal, tanaman yang berfungsi mengobati penyakit saluran kandung kemih yang banyak ditemukan di Ternate. Belum tentu orang-orang dari daerah lain cocok dengan daun ini. Bisa jadi ada yang lebih cocok menggunakan daun meniran, sambiloto, atau kunyit yang memiliki fungsi yang sama. Menurut dr. Prapti, herbal tidak bisa distandarkan. Standardisasi dilakukan hanya untuk kebutuhan penelitian saja. “Kekuatan herbal tidak hanya di jenisnya saja, tapi bagaimana kita mengenali cara memanfaatkannya,” jelasnya. Oleh karena itu, ia menganjurkan agar kita senantiasa mengenali jenis-jenis tanaman herbal yang tumbuh di sekitar kita dan cara pemanfaatannya.
Mengenali tanaman herbal, tambah dr. Prapti, juga merupakan upaya mengenali jati diri bangsa kita yang sejak zaman dulu telah hidup dengan bahan-bahan alami. Tanah Indonesia diberkahi dengan tanaman herbal dan rempah sehingga bangsa Indonesia pada dasarnya memiliki gen rempah. Sejarah mencatat bahwa kekayaan rempah ini pulalah yang mengundang penjajah datang ke Nusantara. Sayangnya, kemajuan teknologi membuat perhatian kita jadi teralihkan pada bahan-bahan makanan instan yang mengandung kimia sintetis.
Koordinator Akademi Herbal Nusantara (AHN) Pusaka Indonesia, Ine Redjamat, menuturkan bahwa ia memiliki pengalaman konsumsi herbal yang mematahkan kepercayaan bahwa obat-obatan kimia lebih cepat menyembuhkan sakit ketimbang obat-obatan herbal alami. “Saya pernah punya pengalaman sakit konstipasi. Saya minum ramuan kunyit asam, dan ternyata langsung sembuh,” paparnya. Sejak saat itu, ia pun rutin mengkonsumsi herbal.
Ine belajar meramu jamu dan herbal dari kelas meramu herbal AHN yang diampu oleh dr. Prapti. Awalnya, ia tidak tertarik dengan jamu karena di masa kecilnya, jamu identik dengan rasa pahit. Namun, ketika ikut kelas AHN, ia kemudian paham bahwa jamu tidak harus pahit. Jamu juga bisa menjadi minuman dalam keseharian seperti halnya teh dan kopi, dengan berbagai varian rasa. Di kelas AHN, ia belajar tentang jenis-jenis herbal yang bisa berfungsi sebagai pertolongan pertama atau first aid. Ia juga belajar mengenali berbagai jenis tanaman rumput liar yang tumbuh di sekitar yang ternyata memiliki manfaat luar biasa.
Buku Jamu: Resep Kuna untuk Kesehatan Manusia Modern, diterbitkan oleh Pusaka Indonesia sebagai upaya mengenalkan kembali kepada generasi muda kekayaan alam Indonesia yang luar biasa, namun sudah lama ditinggalkan. Buku ini berisi puluhan resep ramuan herbal praktis untuk berbagai kebutuhan, mulai dari menjaga daya tahan tubuh, pengobatan penyakit, perawatan kecantikan, hingga perawatan rumah. Buku ini juga dilengkapi dengan tips-tips dalam menanam, memanen, mengolah, dan penyimpanan tanaman herbal.
Anis Syahrir
Kader Pusaka Indonesia DKI-Banten
Sumber foto: NgopiBareng.id dan Mongabay