Saat menginjakkan kaki di Sancaya Indonesia, Tabanan, Minggu 30 Juni 2024 lalu, kami disambut oleh tawa riang anak-anak yang sedang bermain. Sancaya Indonesia merupakan sekolah yang memberikan layanan pendidikan inklusif. ”Banyak juga anak-anak setempat yang datang ke sini,” tutur Nabila, pendiri Sancaya Indonesia. Di Sancaya Indonesia anak-anak diajarkan, diperkenalkan, dan diberitahu secara langsung tentang hal-hal yang jarang didapatkan di sekolah. Seperti, anak-anak diajak menggali tanah untuk melihat bagaimana bentuk akar serabut atau akar tunggang, daripada hanya membayangkannya saja. Selain itu, anak-anak juga diperkenalkan dengan berbagai jenis rempah-rempah. Mulai dari bentuk, aroma, hingga namanya.

Belajar menanam rempah di Kebun Surgawi Sancaya Indonesia
Anak-anak dengan bebas dan riang bermain di taman yang berisikan berbagai jenis mainan dan perpustakaan kecil. Tidak hanya itu, Sancaya Indonesia juga memiliki kebun yang disebut Kebun Surgawi. Kebun Surgawi awalnya adalah tanah yang tandus dan tertutup banyak sampah plastik. Dengan menerapkan metode Sigma Farming dan bantuan anak-anak dalam membersihkan sampah plastik, tanah yang awalnya tandus bisa menjadi tanah yang subur.
Siang itu, meskipun matahari memancarkan panasnya, tidak menjadikan semangat anak-anak surut untuk menanam di Kebun Surgawi. Mereka menanam rempah-rempah yang sudah diberitahu oleh Miss Novi, seperti, jahe merah, kunyit, sereh, dan bangle. Anak-anak belajar bagaimana cara menanam yang benar hingga menyiramnya dengan air. Pada sisi bagian kanan anak-anak menanam rempah-rempah, terdapat pagar pembatas yang terbuat dari bambu. Mereka berbaris dengan rapi dan maju satu-persatu. Dengan perasaan antusias, senang, dan takut mereka menghampiri Moli. Moli adalah sapi peliharaan Sancaya Indonesia. Sambil membawa rumput di tangan, anak-anak menghampiri Moli, memberi makan hingga mengelus-elus badan Moli.
”Anak-anak masih agak takut-takut kalau ketemu Moli kerena ini masih baru bagi mereka, kalau di rumah juga jarang mereka lihat,” kata Novi.
Eling Krishnadini W
Peserta Kelas Menulis Jurnalisme Pusaka Muda