Sejauh kini mata memandang lahan ini adalah kebun yang penuh dengan tanaman produktif. Namun ternyata sebelumnya lahan ini penuh dengan sampah plastik. Bagaimana ceritanya?
Ini catatan penulis saat mengikuti Kelas Jurnalisme Pusaka Muda yang diselenggarakan Pusaka Indonesia pada hari Minggu, 30 Juni 2024 lalu di Sancaya Indonesia, Tabanan. Para peserta saat itu diajak berkeliling sekolah inklusif milik Nabila Nurfatkhiyah. Banyak hal yang perempuan muda itu ceritakan kepada kami, mulai dari kisah hidupnya hingga bagaimana kini ia mengelola Sancaya Indonesia sebagai sekolah non-formal untuk anak-anak penduduk sekitar dan juga anak-anak dengan kebutuhan khusus. Hingga di saat-saat akhir touring, langkah para peserta diarahkan ke jalan setapak yang sekelilingnya dipenuhi pepohonan. Di situlah kami berhenti, di depan sepetak lahan penuh tumbuhan yang dijuluki sebagai Kebun Surgawi. “Lahan ini dulunya sampah semua loh,” ungkap pendiri Sancaya Indonesia tersebut.
Dulunya tempat ini penuh dengan sampah plastik, menciptakan masalah lingkungan dan visual yang mengganggu. Namun, dengan tekad untuk menciptakan perubahan, bersama dengan anak-anak di Sancaya dan komunitas Pusaka Indonesia mencoba untuk mengubahnya. Diawali dengan upaya membersihkan area dari sampah yang bertahun-tahun menumpuk. Setelah membersihkan area, kini bagaimana cara mengelola lahan yang telah tercemar sampah bertahun-tahun dan memulihkan tanahnya kembali?

Kebun Surgawi Sancaka Indonesia
Tidak cepat prosesnya, menurut Noviyani salah satu Kader Pusaka Indonesia menerangkan bahwa proses dari mengubah tanah yang sudah rusak tersebut hingga menjadi seperti sekarang tidak didapatkan secara instan. Namun secara perlahan dengan pengelolaan Sigma Farming milik Pusaka Indonesia berhasil mengubah tanah tandus tersebut, menjadi tanah yang layak untuk ditumbuhi tanaman yang menghasilkan seperti sekarang.
Hasil panen dari Kebun Surgawi biasanya akan diolah untuk dibagikan ke anak-anak di Sancaya Indonesia. Namun tidak hanya sampai disana, hasil dari Kebun Surgawi juga dijual di Sunday Market maupun didistribusikan ke warung-warung di sekitar. Selain untuk menghasilkan untuk diperjual belikan, Kebun Surgawi juga menjadi tempat belajar untuk anak-anak Sancaya Indonesia. Dimana mereka diajarkan secara langsung bagaimana cara menanam dan merawat tanaman-tanaman disana, mereka juga dapat melihat secara langsung bentuk-bentuk tanaman dan hal-hal yang ada di alam. (*)
Ni Putu Vania Arista Earlyanti
Peserta Kelas Menulis Jurnalisme Pusaka Muda