Judul buku : Arus Baru Pancasilaisme
Penulis : Peserta Kelas Karakter Konstitusi
Editor : Yudhie Haryono
Penerbit : Perkumpulan Pusaka Indonesia Gemahripah
Jumlah halaman : xxxiii + 320 halaman
Terbit : Oktober 2023
Ukuran buku: 14.8cm x 31cm
ISBN : 978-623-09-6300-1
Resensor : Widya Rahmadani
Apakah Pancasila masih menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia? Bagaimana nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi, keadilan sosial, dan kebhinekaan, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Mengapa generasi muda tampak semakin jauh dari nilai-nilai luhur ini? Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan keresahan pribadi yang mengemuka di tengah fenomena memudarnya penghayatan terhadap Pancasila sebagai dasar negara dan panduan moral bangsa.
Saya mendapatkan sekilas jawabannya dari buku Arus Baru Pancasilaisme, buku yang diterbitkan oleh Pusaka Indonesia pada Oktober 2023 ini rasanya masih tetap relevan untuk dibaca.
Buku Arus Baru Pancasilaisme ini sebetulnya merupakan kumpulan tulisan dari dari peserta Kelas Karakter Konstitusi, sebuah kolaborasi antara Pusaka Indonesia Gemahripah, Nusantara Center, dan Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri (FOKO). Dengan melibatkan 27 penulis, buku ini memaparkan penerapan Pancasila dari berbagai sudut pandang. Salah satu isu yang diangkat adalah mulai lunturnya kesadaran generasi muda terhadap Pancasila. Fenomena seperti menurunnya toleransi, meningkatnya budaya korupsi, hingga ancaman radikalisme menjadi peringatan keras akan perlunya tindakan nyata untuk mengembalikan semangat kebangsaan.

Cuplikan Isi Buku Arus Baru Pancasilaisme
Tulisan R. Virine Tresna Sundari, misalnya, menyoroti bagaimana generasi muda saat ini cenderung mengabaikan nilai-nilai Pancasila akibat derasnya arus globalisasi dan individualisme. Hal ini karena pengajaran Pancasila sudah dihapuskan dari sekolah formal.
Sudah terlalu lama Pancasila hilang dan kita hidup dalam sekat-sekat agama yang dogmatis sehingga pemahaman Pancasila pun tidak dilihat dari sisi esensi yang sebenarnya sangat luhur sesuai dengan budaya bangsa kita, tulisnya, seperti yang dikutip di halaman 50, dalam buku ini.
Gagasan Setyo Hajar Dewantoro (SHD), salah satu pembicara dalam Kelas Karakter Konstitusi, yang juga Ketua Umum Pusaka Indonesia, juga turut diabadikan di buku ini. Beliau memaparkan tentang metode “Hening Cipta” sebagai pendekatan spiritual untuk merevitalisasi Pancasila. Metode ini mengajak pembaca untuk kembali pada kesadaran penuh terhadap pikiran, ucapan, dan tindakan, dengan landasan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan praktik mindfulness ini, individu diajak mengelola emosi, melebur watak keserakahan, dan menjalani kehidupan sesuai nilai Pancasila.
Meski tidak menjadi peserta Kelas Karakter Konstitusi, menarik mengikuti perbincangan dalam buku ini. Saya setuju dengan pendapat salah satu peserta kelas dan penulis buku ini, bahwa Kelas Karakter Konstitusi adalah bagian dari permulaan, tentunya perlu mengalami rute perjalanannya agar bara dan asapnya api cahaya Pancasila semakin berkobar-kobar dan menyala-nyala. Menjadi mendung dan membangun hujan. Menyirami dan mengalirkan. Forum-forum seperti ini adalah pendidikan Pancasila yang perlu disebarluaskan.
Sebagai buku kolektif, Arus Baru Pancasilaisme memiliki kelebihan utama dalam kekayaan sudut pandang yang dihadirkan. Setiap tulisan menyumbangkan ide unik, sehingga pembaca dapat memahami nilai-nilai Pancasila dari berbagai perspektif.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa buku ini juga memiliki kekurangan. Karena melibatkan banyak penulis, beberapa tema terasa berulang, yang bisa menjadi tantangan bagi pembaca awam. Selain itu, gaya bahasa di beberapa bagian cenderung berat, menggunakan istilah akademis yang mungkin kurang familiar bagi pembaca awam.
Secara keseluruhan, Arus Baru Pancasilaisme adalah buku yang relevan dan inspiratif bagi siapa saja yang peduli pada masa depan bangsa. Buku ini tidak hanya mengajak pembaca untuk memahami Pancasila sebagai dasar negara, tetapi juga menghidupkannya sebagai jalan spiritual dan panduan moral. Buku ini menjadi referensi penting, terutama bagi generasi muda yang ingin menjadikan Pancasila sebagai landasan dalam menghadapi tantangan global.
Dapatkan Buku Arus Baru Pancasilaisme melalu link pembelian di bawah ini:
Widya Rahmadani
Kader Pusaka Indonesia DKI-Banten