Skip to main content

Kadang kala kita tak selalu sadar bahwa ada ketidakseimbangan dalam tubuh, yang dapat berpotensi memunculkan suatu penyakit atau gangguan kesehatan. Lalu, bisakah kita mendeteksi potensi penyakit dalam tubuh sedari awal agar tidak menjadi parah? Jika bisa, apakah herbal terbukti ampuh dalam menjaga kesehatan kita dari kemungkinan penyakit-penyakit berbahaya? Jawabannya, ya, kita bisa mendeteksi potensi penyakit dari awal, dan bisa diatasi dengan herbal.

Di Kelas Dasar Meramu Herbal Batch 3 yang diampu oleh dr. Prapti Utami dan tim Akademi Herbal Nusantara, saya baru menyadari adanya gejala-gejala fisik yang tampak remeh, namun merupakan sinyal adanya peradangan di dalam tubuh kita. Sinyal-sinyal inilah yang jika tidak segera direspons akan memunculkan berbagai penyakit kronis yang  bisa merusak kerja organ. Ini salah satu materi dalam Kelas Dasar Meramu Herbal yang berkesan bagi saya, saat peserta diajak untuk mengevaluasi diri dengan kuesioner peradangan tersamar.

Baca juga: Menghidupkan Kembali Herbal Nusantara

Menurut dr. Prapti, pakar herbal medik dan pengobatan tradisional yang tersertifikasi, peradangan tersamar adalah kondisi di mana hasil pemeriksaan fisik baik, tapi mengeluh sering pusing, rambut rontok, sembelit dan lain-lain. Kondisi ini sering dianggap sebagai hal biasa karena belum mengganggu aktivitas sehari-hari. Akan tetapi jika dibiarkan tanpa penanganan dan perubahan pola hidup di keseharian, peradangan tersamar dapat berkembang menjadi peradangan kronis, bahkan kematian dini (premature death).

Umumnya peradangan diketahui dengan munculnya rasa sakit, panas, merah, bengkak, atau adanya gangguan fungsi organ. Di tahap peradangan tersamar, gejala-gejala tersebut belum muncul meski peradangan di dalam tubuh sudah terjadi. Dari evaluasi peradangan tersamar ini, saya jadi lebih sadar akan pentingnya mencermati sinyal-sinyal tubuh sehingga bisa lebih waspada. Kulit kering, kuku rapuh, atau selalu merasa lapar merupakan sebagian dari tanda-tanda adanya peradangan tersamar.

Selain mendeteksi adanya penurunan kesehatan dari gejala peradangan tersamar, dokter Prapti juga menjelaskan penggunaan herbal untuk mengatasi berbagai keluhan fisik yang muncul. Pengenalan herbal dimulai dengan 10 tanaman herbal first aid yang mudah ditemukan di dapur dan memiliki banyak khasiat. Dengan menggunakan salah satu atau beberapa bahan herbal first aid saja kita bisa membuat jamu yang ampuh mengatasi gangguan kesehatan sehari-hari.

Kelas yang berlangsung selama dua minggu lewat pendampingan intensif melalui zoom dan whatsapp group kali ini, disambut antusias oleh para peserta yang aktif berdiskusi dan mengerjakan tugas praktik yang diberikan. Selama pendampingan yang berlangsung pada 1–15 Februari Februari 2025, saya mencoba membuat jamu dari jahe, kunyit, serai, daun salam dan asam jawa untuk mengatasi batuk, badan nyeri, Buang Air Besar (BAB) tidak lancar dan meriang. Dalam beberapa hari saja, manfaat herbal sudah saya dapatkan. Batuk saya sembuh, nyeri dan demam berangsur pulih. Padahal biasanya saat batuk saya butuh waktu 2 minggu untuk sembuh. Ini mematahkan pemahaman saya sebelumnya yang menganggap herbal membutuhkan waktu lama untuk menyembuhkan, tidak seperti obat kimia yang efeknya bisa cepat saya rasakan. Ternyata dengan bahan-bahan herbal yang biasa ada di dapur, kita bisa menggantikan obat-obatan kimia yang selama ini rutin tersedia di rumah.

Baca juga: Mengatasi Diare dengan Ramuan Herbal

Di Kelas Herbal ini saya jadi memahami 3J – 1C, yaitu Jenis, Jumlah, Jadwal dan Cara mengolah herbal yang menjadi panduan dalam meramu jamu. Ternyata membuat ramuan herbal untuk mengatasi gangguan kesehatan sehari-hari tidak rumit, bahkan dengan kreativitas kita bisa memadukan bahan-bahan pemanis dan penyedap alami ke dalam jamu kita agar rasanya lebih nikmat. Keterbatasan waktu pun bisa diatasi dengan membuat ramuan yang diseduh air panas atau memanfaatkan bahan-bahan herbal dalam bentuk bubuk. Semua tip dan ide kreatif saya dapatkan dari sharing dan diskusi di grup pendampingan Kelas Herbal Batch 3.

Tak hanya merespons gangguan kesehatan, selama pendampingan saya juga belajar Budaya Hidup Sehat. Peradangan tersamar atau penyakit kronis tak lepas dari perilaku yang tidak seimbang sehingga kita juga perlu memperbaiki pola hidup yang lebih harmoni. Konsumsi buah dan sayur yang cukup, berolahraga, dan menghindari asupan 5P sintetis (pemanis, pengawet, pewarna, perasa, dan penyedap) merupakan langkah kecil yang bisa dilakukan untuk memulai Budaya Hidup Sehat. Herbal juga bisa dikonsumsi sehari-hari untuk menjaga kesehatan tubuh meski tidak ada keluhan fisik. Bagi yang masih kesulitan untuk minum jamu, mencampur herbal dalam minuman teh atau susu bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Minuman herbal kreasi kita pun bisa disajikan dingin.

Proses belajar kali ini semakin lengkap karena Pusaka Indonesia telah menerbitkan Buku Jamu, Resep Kuna untuk Kesehatan Manusia Modern. Buku ini berisi pengetahuan tentang khasiat bahan-bahan herbal Nusantara, resep-resep jamu, bahkan cara menanam herbal. Lembar evaluasi peradangan tersamar juga bisa Anda baca di salah satu bab buku ini. Jika tertarik memulai gaya hidup sehat dengan herbal, buku ini bisa jadi panduan karena sudah direview langsung oleh dokter Prapti.

Terima kasih dr. Prapti dan Tim Akademi Herbal Nusantara atas kesempatan mendapat ilmu yang bermanfaat ini serta bimbingannya. Mari kita hidupkan kembali tradisi herbal Nusantara mulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Apalagi sebagian besar herbal yang digunakan banyak tersedia di dapur, pasar, dan lingkungan sekitar. 

Baca juga: Lima Herbal Ampuh untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

 

Wening Fikriyati
Kader Pusaka Yogyakarta